Mengelas Besi Cor (Welding Cast Iron)

Besi tuang terdiri dari paduan besi dengan kandungan karbon 2-5%, kandungan silikon 1-3% dan mangan hingga 1%. Besi cor menunjukkan keuletan yang rendah, kekerasan yang rendah dan kekuatan yang rendah umumnya bahan yang sangat rapuh. Untuk memperbaiki sifat ini, besi cor sering dicampur atau diperlakukan dengan menggunakan pemanasan.

Jenis besi cor yang banyak digunakan saat ini adalah:
  • besi abu-abu
  • besi nodular
  • besi lunak
  • besi grafit yang dipadatkan
  • besi putih
Kandungan karbon yang tinggi sangat mempengaruhi kemampuan lasnya. Karena berbagai sifat besi cor, kemampuan las bervariasi. Beberapa tipe dapat dengan mudah untuk di las, yang lain tidak bisa di las. Semua jenis besi di atas bisa untuk di las, terlepas dari besi putih karena kerapuhannya yang ekstrim.


Elektroda Besi Cor

Jenis Elektroda Nikel Murni

Sebagai pedoman, besi tuang dilas dengan elektroda nikel murni. Nikel memiliki kemampuan untuk menyerap lebih banyak karbon tanpa mengubah sifatnya sendiri. Itu ekspansi bersama Nikel dan besi  cor karena panas adalah sebanding. Nikel lebih ulet dibandingkan bahan pengisi lain untuk pengelasan besi tuang dan sangat mudah untuk dikerjakan, digunakan untuk mengisi rongga, perbaikan umum yang membutuhkan kekerasan sekitar 150HB. Tidak direkomendasikan untuk besi dengan kandungan sulfur tinggi dan fosfor.

Jenis Elektroda Besi Nikel

Untuk mendapatkan kekuatan yang lebih tinggi, elektroda besi-nikel dapat digunakan untuk menyambung besi cor dan besi cor menjadi baja. Karena kandungan besi dari logam las, ada sedikit peningkatan kekerasan logam las, dibandingkan dengan logam las nikel murni. Logam las bisa dikerjakan dengan mesin. Jenis besi-nikel lebih toleran terhadap pengenceran dengan sulfur dan fosfor daripada jenis nikel murni.

Jenis Elektroda Nikel-Tembaga

Jika logam las warna senada diperlukan, jenis nikel-tembaga cocok. Logam las mudah dikerjakan.


Jenis Elektroda Baja yang tidak dilapisi

Jenis elektroda ini dapat digunakan untuk pekerjaan non-kritis dan saat tidak diperlukan pemesinan.


Persiapan Sambungan Untuk Besi Tuang

  • Sudut sambungan harus lebih lebar dari pada baja ringan
  • Semua ujung yang tajam harus dibulatkan
  • U-groove umumnya lebih disukai
  • Retakan harus dibuka sepenuhnya untuk memungkinkan aksesibilitas
  • Untuk perbaikan retak, buat lubang kecil di setiap ujung retakan, lihat gambar di bawah.

Prosedur untuk memperbaiki retakan (Crack)


Karena besi cor memiliki struktur metalurgi berpori, sehingga bisa menyerap minyak dan cairan yang mempengaruhi kemampuan las dan karenanya harus dilepas sebelum pengelasan. Untuk membakar cairan ini, diperlukan pemanasan. Namun, dalam banyak kasus, memang demikian tidak mungkin, karena bentuk benda atau karena keterbatasan waktu.

Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan elektroda gouging. Sangat baik untuk persiapan perbaikan pada besi tuang karena bisa mengeringkan dan membakar kotoran / grafit di permukaan dan dengan demikian berkurang resiko retak dan porositas saat pengelasan. Dengan penggerindaan normal, kotoran dan grafit pada besi cor menempel di sepanjang alur dan dapat menyebabkan masalah saat pengelasan.

Pada beberapa lasan, teknik mengoleskan mentega (Buttering Technique) akan bermanfaat. Artinya itu satu atau kedua permukaan yang akan dilas dilapisi sebelum disambung, Gambar 1 dan 2. Teknik tersebut digunakan untuk menghindari terbentuknya fasa getas. Tegangan kontraktional dari pendinginan logam las pada manik-manik berikutnya akan lebih besar efeknya pada keuletan lapisan mentega  daripada kegetasan HAZ pada bahan dasar.


Gbr. 1 Teknik Buttering


Gbr. 2 Teknik Buttering dengan Multilayer

Pengelasan Dingin Besi Cor

Sebagian besar perbaikan besi tuang dilakukan dengan menggunakan SMAW dan saat ini teknik pengelasan dingin terutama digunakan dengan prosedur berikut :
  • Pengelasan dengan manik-manik stringer pendek (20–30 mm) tergantung ketebalan
  • Gunakan elektroda berdiameter kecil dan las dengan ampere rendah
  • Suhu antara harus dijaga di bawah 100 ° C setiap saat
  • Peen permukaan las dengan alat bulat langsung setelah pengelasan

Sumber Referensi 

  • Repair and Maintenance Welding Handbook (Second Edition), Penerbit : Esab AB GÖTEBORG – SWEDEN.


Contoh Soal Teori GMAW 092020

Teknik pengontrolan distorsi seperti pada gambar di bawah, adalah ....


Gambar 1


a. Pre Heating
b. Pre Setting
c. Jig, Clamp & Fixture
d. Hammering
e. Pinning

Efek distorsi tidak dapat sepenuhnya dihilangkan tetapi dapat dikontrol. Gambar dibawah ini di sebut dengan DISTORSI ....


Gambar 2


a. Longitudinal
b. Transversal
c. Angular
d. Undercut
e. Overlap

Welding deformasi/distorsi disebabkan oleh .....

a. Voltage terlalu tinggi.
b. Gap terlalu besar.
c. Step pengelasan salah
d. Pengelasan horizontal.
e. Mesin Las Baru

Metode inspeksi (pemeriksaan) hasil las terdiri dari 2 golongan, yaitu ...

a. Bending Tets & Tensile Test.
b. NDT & DT
c. Tensile Test & UTD.
d. Uji Tarik & Uji Mikro.
e. Uji Rockwell & Brinnel

Terjadinya lipatan cairan las yang terjadi di luar garis las sehingga menutupi toe of weld, di sebut ....

a. Under Cut
b. Blow hole
c. Over lap
d. Penetrant.
e. Arc Strike


Gambar 3

Perhatikan (Gambar 3) di atas dengan teliti ! Pertanyaannya ; No. 1 di sebut dengan ....... 

a. Travel direction : Arah pengelasan
b. Electrode : Kawat Las
c. Base Metal : Logam dasar
d. Arc : Busur Las
e. Weld Puddle : Cairan las

Perhatikan (Gambar 3) di atas dengan teliti ! Pertanyaannya ; No. 2 di sebut dengan ....... 

a. Travel direction : Arah pengelasan
b. Electrode : Kawat Las
c. Base Metal : Logam dasar
d. Arc : Busur Las
e. Weld Puddle : Cairan las

Perhatikan (Gambar 3) di atas dengan teliti ! Pertanyaannya ; No. 3 di sebut dengan ....... 

a. Travel direction : Arah pengelasan 
b. Electrode : Kawat Las 
c. Base Metal : Logam dasar 
d. Arc : Busur Las 
e. Weld Puddle : Cairan las 

Perhatikan (Gambar 3) di atas dengan teliti ! Pertanyaannya ; No. 4 di sebut dengan ....... 

a. Gas Pelindung
b. Electrode : Kawat Las 
c. Base Metal : Logam dasar 
d. Arc : Busur Las 
e. Weld Puddle : Cairan las 

Perhatikan (Gambar 3) di atas dengan teliti ! Pertanyaannya ; No. 5 di sebut dengan ....... 

a. Logam Las (Weld Metal)
b. Electrode : Kawat Las 
c. Base Metal : Logam dasar 
d. Arc : Busur Las 
e. Weld Puddle : Cairan las 


Gambar 4

Perhatikan gambar Welding Gun (Gambar 4) di atas dengan teliti, No. 1 di sebut dengan ......

a. Nozzle
b. Contact Tip
c. Gas Diffuser
d. Conductor Tube
e. Trigger (Pelatuk)

Perhatikan gambar Welding Gun (Gambar 4) di atas dengan teliti, No. 2 di sebut dengan ......

a. Nozzle
b. Contact Tip
c. Gas Diffuser
d. Conductor Tube
e. Trigger (Pelatuk)

Perhatikan gambar Welding Gun (Gambar 4) di atas dengan teliti, No. 3 di sebut dengan ......

a. Nozzle 
b. Contact Tip
c. Gas Diffuser
d. Conductor Tube
e. Trigger (Pelatuk)

Perhatikan gambar Welding Gun (Gambar 4) di atas dengan teliti, No. 4 di sebut dengan ......

a. Nozzle
b. Contact Tip
c. Gas Diffuser
d. Conductor Tube
e. Trigger (Pelatuk)

Perhatikan gambar Welding Gun (Gambar 4) di atas dengan teliti, No. 5 di sebut dengan ......

a. Nozzle
b. Contact Tip
c. Gas Diffuser
d. Conductor Tube
e. Trigger (Pelatuk)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan sebelum memulai pekerjaan adalah :

a. Manusia,mesin, cara awal, material lingkungan
b. Manusia, Mesin, Methode, Material, lingkungan
c. Langkah -langkah awal dan akhir pekerjaan
d. Mesin dan alat bantu pekerjaan
e. Prosedur pekerjaan

Pada proses pengelasan GMAW/MAG biasanya menggunakan polaritas DC – RP sering juga disebut DC – EP artinya : 

a. Elektroda disambung ke kutub positif.
b. Elektroda disambung ke kutub negative.
c. Clam massa disambung ke kutub positif.
d. Contact Tip pada kutub negatif
e. Contact Tip tersumbat

Sinar atau cahaya yang terdapat pada proses las adalah :

a. Sinar tampak, Infra merah dan Ultra Violet.
b. Sinar X , dan sinar gamma.
c. Sinar X, Sinar Infra ret dan radiasi.
d. Sinar X, Sinar Infra ret dan alfa.
e. Sinar terang

Gas pelindung untuk pengelasan MAG (Metal Active Gas) menggunakan :

a. Gas argon
b. Gas CO2
c. Gas helium
d. Gas Oksigen
e. Gas H2S

Gas pelindung untuk pengelasan MIG (Metal Inert Gas) menggunakan :

a. Gas argon
b. Gas CO2
c. Gas helium
d. Gas Oksigen
e. Gas H2S

Gas pelindung untuk pengelasan GMAW yang paling efisien menggunakan :

a. Gas argon
b. Gas CO2
c. Gas helium
d. Gas Oksigen
e. Gas H2S


Setelah di BACA, silakan lakukan pengerjaan soal lainnya DI SINI, terimakasih.


* SEMOGA BERMANFAAT *

Pengelasan Sambungan T (Posisi 1F dan 2F) Menggunakan SMAW


Tujuan Instruksional


Setelah mempelajari dan berlatih tugas ini, peserta diharapkan mampu mengelas sambungan  T tiga jalur pada pelat posisi di bawah tangan (flat) menggunakan SMAW dengan memenuhi  kriteria : 

  • Tebal jalur 6 mm 
  • Bentuk jalur rata atau cembung 
  • Beda permukaan jalur maks. 0,5 mm 
  • Tidak terjadi overlap 
  • Undercut maksimal 0,5 mm 
  • Keropos maks. 4mm2 . 
  • Lack of fusion 0% 

Alat dan Bahan

Alat

  • Seperangkat mesin SMAW 
  • Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja SMAW 
  • Satu set alat bantu SMAW. 

Bahan

  • Pelat baja lunak 2 pcs ukuran 80 x 200 x 5 mm dan 50 x 200 x 5 mm  
  • Kawat elektroda AWS E.6013 diameter 2,6 mm

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

  1. Gunakan helm/ kedok las yang sesuai (shade 10-11). 
  2. Rapihkan sisi-sisi tajam pelat dengan grinda atau kikir. 
  3. Pakailah pakaian kerja dan / atau jaket las yang aman dan sesuai. 
  4. Yakinkan bahwa sirkulasi udara di tempat kerja cukup baik ( operasikan sistem pengisap/ sirkulasi udara ) 
  5. Gantilah kaca filter jika sudah rusak. 
  6. Ikuti langkah kerja secara benar 
  7. Hati-hati dengan benda panas hasil pengelasan. 
  8. Tanyakan hal-hal yang belum difahami kepada pembimbing sebelum melakukan pekerjaan. 


Gambar Kerja

Sambungan T Posisi 1F






Sambungan T Posisi 2F





Langkah Kerja

  1. Siapkan peralatan SMAW dan alat-alat bantu. 
  2. Siapkan bahan las ukuran 2 pcs ukuran 80 x 200 x 5 dan 50 x 200 x 5 mm 
  3. Atur besar arus las antara 70 – 90 A 
  4. Lakukan las catat pada kedua ujung sambungan, serta tempatkan benda kerja pada posisi di bawah tangan ( bentuk T sudut 45 derajat ). 
  5. Lakukan pengelasan pada jalur pertama dengan posisi sudut elektroda antara 75 – 85 derajat arah maju dan sudut 90 derajat terhadap bidang rata pengelasan.  
  6. Periksakan hasil las pada pembimbing sebelum melanjutkan pada jalur berikutnya. 
  7. Lakukan menyetelan kembali pada mesin las (jika diperlukan) dan lihat kriteria hasil las yang perlukan. 
  8. Lakukan pengelasan pada jalur kedua dengan posisi sudut elektroda antara 75 – 85 derajat arah mundur dan sudut 60 - 70 derajat terhadap bidang rata pengelasan. 
  9. Lakukan pengelasan jalur ketiga dengan metode yang sama dengan jalur kedua. 
  10. Lanjutkan pengelasan pada sisi ke dua sampai selesai, dan bertanyalah pada pembimbing bila ada hal-hal yang kurang dipahami, terutama tentang teknik pengelasannya. 
  11. Bersihkan dan dinginkan benda kerja . 
  12. Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa. 
  13. Ulangi pekerjaan jika belum mencapai kriteria yang ditetapkan. 

Video berikut menjelaskan tentang mengelas 1F menggunakan proses SMAW, semoga tidak membosankan dan ada manfaat yang bisa di ambil.


Mengelas SMAW Posisi 1F





Mengelas SMAW Posisi 2F





Sumber Referensi 

  • "DASAR LAS MIG-MAG/ GMAW (Basic Gas Metal Arc Welding)" Penerbit : Indonesia Australia Partnership for Skills Development, Batam Institutional Development Project, Tahun 2001.
  • "Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan", Penerbit : Kemenaker RI, Tahun : 2018.

Las Busur Terendam (SAW) : Mesin dan Peralatan Las SAW

SAW (Submerged Arc Welding)



Pengelasan busur terendam dapat digunakan untuk berbagai benda kerja yang sangat luas. Metode ini cocok untuk pengelasan tumpul dan fillet untuk aplikasi seperti bagian struktur di kapal, pembuatan bejana tekan, balok jembatan, pipa air, tutup lembaran tipis dan sebagainya. Selain itu, prosesnya sangat efektif untuk aplikasi cladding, mis. saat melapisi baja karbon ringan dengan stainless bahan baja, atau saat menyimpan bahan keras di atas substrat yang lebih lunak.

Pengelasan busur terendam umumnya dilakukan di dalam ruangan di bengkel fabrikasi. Kerja luar ruangan selalu membawa risiko tingkat kelembapan yang tidak diinginkan masuk ke dalamnya sambungan atau fluks dan menghasilkan porositas las. Jika las busur terendam harus dilakukan di luar ruangan, tindakan pencegahan khusus harus dilakukan, seperti pembangunan atap di atas area kerja.

Pengelasan busur terendam paling efisien jika sambungan dapat diisi dengan lintasan sesedikit mungkin. Jika saat mengerjakan baja ringan, benda kerja dapat dibalik dan jika bahannya tidak terlalu tebal, manik sering diaplikasikan dari setiap sisi sambungan. Jika dasar bahan adalah baja paduan, prosedur multi-lintasan biasanya diperlukan. Hal ini menghasilkan peningkatan biaya proses, tetapi untuk banyak benda kerja keekonomisannya Prosesnya masih cukup menarik untuk pengelasan busur terendam agar biaya lebih efektif daripada pengelasan manual menggunakan elektroda berlapis. Selain itu, akan ada lebih sedikit cacat las dengan pengelasan otomatis.

Prinsip Pengelasan Busur Terendam

Bahan pengisi adalah elektroda kawat kontinu yang tidak dilapisi, diterapkan bersama dengan aliran fluks berbutir halus, yang disuplai dari hopper fluks melalui sebuah tabung. Hambatan listrik elektroda harus serendah mungkin untuk memfasilitasi pengelasan pada arus tinggi, sehingga arus pengelasan disuplai ke elektroda melalui kontak yang sangat dekat dengan busur dan tepat di atasnya. Busur terbakar di atas rongga yang diisi dengan gas dan uap logam. Ukuran dari rongga di depan busur dibatasi oleh bahan dasar yang tidak dilebur, dan di belakangnya oleh las cair. Bagian atas rongga dibentuk oleh fluks cair. Diagramnya juga menunjukkan lasan yang dipadatkan dan fluks yang dipadatkan, yang menutupi lasan dalam lapisan tipis dan yang selanjutnya harus dibuang. Tidak semua fluks yang disuplai habis. Kelebihan fluks dapat disedot dan digunakan kembali.


Skema : Prinsip Las Busur Terendam


Fluks juga memiliki efek isolasi termal, dan dengan demikian mengurangi kehilangan panas dari busur. Hasilnya lebih banyak energi masukan tersedia untuk proses pengelasan yang sebenarnya itu sendiri daripada kasus dengan proses yang melibatkan busur terbuka. Efisiensi termal lebih besar dan laju pengelasan lebih cepat. Bisa disimpulkan bahwa las busur terendam memiliki efisiensi termal sekitar 90%, dibandingkan dengan nilai perkiraan sekitar 75% untuk pengelasan MMA. Pengelasan busur terendam dapat dilakukan dengan menggunakan DC atau AC.


Voltage and Current Control.

Voltage and current control atau trafo las berfungsi sebagai pengatur arus dan tegangan output yang dibutuhkan untuk pengelasan busur listrik. Selain itu juga terdapat banyak pengaturan lain pada trafo las untuk SAW ini. Contohnya adalah laju pengelasan dan tingkat pengumpanan flux. Pada umumnya trafo las sudah dilengkapi dengan roda untuk berjalan pada jalur tertentu yang sudah di setting. Pada trafo las jenis stationary tidak dilengkapi dengan roda karena pada pengelasan ini yang bergerak adalah materialnya bukan mesinnya. 

Trafo las bisa mengakomodasi keperluan kelistrikan untuk pengelasan busur listrik hingga 2 umpanan kawat sekaligus. Tetapi pemakaian 2 trafo las untuk 2 umpanan kawat sekaligus juga merupakan metode yang banyak diterapkan di lapangan. Karena pekerjaan pengelasan SAW biasanya digunakan untuk sambungan panjang dan bisa berdurasi lebih dari 10 menit pada sekali jalan. Maka mesin las SAW diharuskan memiliki duty cycle 100% pada arus listrik yang digunakan, untuk menjaga stabilitas performa mesin selama proses pengelasan. 

Electrode Wire Reel

Electrode wire reel adalah bagian yang berbentuk gulungan yang berguna untuk menampung gulungan filler metal dan mengarahkan kawat tersebut kearah pengumpan untuk diumpankan. Gulungan kawat tersebut biasanya dijual dalam satuan dengan berat 7 kilogram. 

Flux Hopper

Flux hopper adalah komponen mesin SAW yang berfungsi sebagai penampung pasir flux serta mengumpankannya ke dalam kawah las. Untuk mengatur tingkat pengumpanan pasir flux kedalam kawah terdapat sebuah katup yang dapat di atur secara manual oleh welding operator. Gaya gravitasi akan bekerja dan membuat pasir flux pada penampungan turun untuk merendam busur listrik secara terus menerus. Pada model yang lebih baru pengaturan bukaan katup dapat diatur pada mesin las. 

Unfused flux recovery tube

Unfused flux recovery tube adalah bagian yang berfungsi untuk mengumpulkan bagian flux yang tidak mencair menjadi slag. Karena sebagian besar dari pasir flux tidak tersentuh busur listrik sehingga tidak mencair, maka pasir flux ini masih memiliki bisa digunakan kembali sehingga harus dikumpulkan. Mekanisme kerja komponen ini mirip seperti vacuum cleaner. Selang yang digunakan untuk menyedot pasir – pasir flux diletakkan pada bagian belakang rangkaian dan sedikit jauh dari pengumpan kawat dan flux untuk mencegah gangguan pada saat proses las berjalan. 

Electrode wire reel

Electrode wire reel adalah gulungan kawat las yang memiliki diameter kawat diantara 1.6 mm hingga 6 mm. Kawat las ini juga tersedia versi puntir nya yang berfungsi untuk meniru gerakan ayunan pada proses las manual. Elemen untuk penambahan alloy juga ditambahkan pada kawat las ini untuk mengendalikan komposisi kimia dari logam las. Selain itu kawat las SAW juga dilapisi dengan tembaga untuk meningkatkan konduktivitas dan memudahkan proses penyalaan busur.


Skema Mesin Las Busur Terendam (SAW)


Sumber Referensi 

  • "Submerged Arc Welding", Penerbit : ESAB AB SE--695 81 LAXÅ SWEDEN, Tahun : 2008.
  • "Buku Informasi Membuat Sambungan Las Kampuh (GROOVE)", Penerbit : Kementerian Ketenagakerjaan R.I, Tahun : 2018.

PROSEDUR PENGELASAN PADA PELAT POSISI FLAT DAN HORIZONTAL

Prosedur Umum

Secara umum, prosedur-prosedur yang harus dilakukan setiap kali akan, sedang dan setelah pengelasan dengan menggunakan GMAW adalah meliputi hal-hal berikut ini : 
  • Adanya prosedur pertolongan pertama pada kecelakaan ( P3K ) dan prosedur penanganan kebakaran yang jelas/tertulis.
  • Periksa sambungan-sambungan kabel las, yaitu dari mesin las ke kabel las dan dari kabel las ke benda kerja / meja las serta sambungan dengan tang las.. Harus diyakinkan, bahwa tiap sambungan terpasang secara benar dan rapat.
  • Periksa saklar sumber tenaga, apakah telah dihidupkan.
  • Pakai pakaian kerja yang aman.
  • Konsentasi dengan pekerjaan.
  • Setiap gerakan nozzle / kawat elektroda harus selalu terkontrol.
  • Berdiri secara seimbang dan dengan keadaan rileks.
  • Periksa, apakah penghalang sinar las/ ruang las sudah tertutup secara benar.
  • Tempatkan tang elektroda pada tempat yang aman jika tidak dipakai.
  • Selalu gunakan kaca mata pengaman ( bening ) selama bekerja di dalam bengkel.
  • Bersihkan terak atau percikan las sebelum melanjutkan pengelasan berikutnya.
  • Matikan mesin las bila tidak digunakan.
  • Jangan meninggalkan tempat kerja dalam keadaan kotor dan kembalikan peralatan yang dipakai pada tempatnya.


Persiapan Bahan Las 

Persiapan bahan las tiap jenis proses pengelasan pada prinsipnya tidak berbeda, terutama bila dibandingkan dengan persiapan bahan las pada proses Las Busur Manual (SMAW), baik persiapan sambungan tumpul ( butt ) maupun untuk sambungan sudut ( fillet ), kecuali WPS untuk pekerjaan tertentu menghendaki lain. 

Pembuatan Kampuh Las 

Pembuatan kampuh las dapat di lakukan dengan beberapa metode, tergantung bentuk sambungan dan kampuh las yang akan dikerjakan. Metode yang biasa dilakukan dalam membuat kampuh las, khususnya untuk sambungan tumpul dilakukan dengan mesin atau alat pemotong gas (brander potong). Mesin pemotong gas lurus (Straight Line Cutting Machine) dipakai untuk pemotongan pelat, terutama untuk kampuh-kampuh las yang di bevel, seperti kampuh V atau X, sedang untuk membuat persiapan pada pipa dapat dipakai Mesin pemotong gas lingkaran (Circular Cutting Machine) atau dengan brander potong manual atau menggunakan mesin bubut. 

Namun untuk keperluan sambungan sudut ( fillet ) yang tidak memerlukan kampuh las dapat digunakan mesin potong pelat (guletin) berkemampuan besar, seperti Hidrolic Shearing Machine. Adapun pada sambungan tumpul perlu persiapan yang lebih teliti, karena tiap kampuh las mempunyai ketentuan-ketentuan tersendiri, kecuali kampuh I yang tidak memerlukan persiapan kampuh las, sehingga cukup dipotong lurus saja. 

Las Catat 

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan las catat (tack weld) adalah sebagai berikut : 

  • Bahan las harus bersih dari bahan-bahan yang mudah terbakar dan karat.
  • Pada sambungan sudut cukup di las catat pada kedua ujung sepanjang penampang sambungan (tebal bahan tersebut). Bila dilakukan pengelasan sambungan sudut ( T ) pada kedua sisi, maka konstruksi sambungan harus 90 derajat terhadap bidang datarnya. Bila hanya satu sisi saja, maka sudut perakitannya adalah 3 - 5 derajat menjauhi sisi tegak sambungan, yakni untuk mengantisipasi tegangan penyusutan / distorsi setelah pengelasan.
Persiapan Sambungan T



  • Pada sambungan tumpul kampuh V, X, U atau J perlu dilas catat pada beberapa tempat, tergantung panjang benda kerja. Untuk panjang benda kerja standar untuk uji profesi las (300 mm) dilakukan tiga las catat, yaitu kedua ujung dan tengah dengan panjang las catat antara 15 -20 mm atau tiga sampai empat kali tebal bahan las. Sedang untuk panjang benda kerja dibawah atau sama dengan 150 mm dapat di las catat pada kedua ujung saja

Persiapan Sambungan Tumpul Kampuh V



Metode Pengelasan 

Arah Pengelasan 

Arah pengelasan yang dapat dilakukan pada las menggunakan GMAW ada dua, yaitu arah maju dan arah mundur Pengelasan arah maju (Push/Forehand) adalah apabila holder atau welding gun atau tang las dipegang tangan kanan, arah pengelasan dimulai dari sisi kanan ke kiri. Pengelasan arah mundur (Pull/Backhand)  adalah apabila holder atau welding gun atau tang las dipegang tangan kanan, arah pengelasan dimulai dari sisi kiri ke kanan. 


Arah Pengelasan


Dari kedua arah pengelasan tersebut, untuk konstruksi yang sedang dan berat, arah maju lebih dianjurkan, dengan alasan dalam proses pengelasan akan terjadi cleaning action pada permukaan yang disambung lebih baik, di samping itu jalur yang akan dilas akan dapat dilihat dengan kebih jelas apabila dibanding dengan arah mundur. Walaupun demikian arah pengelasan mundur lebih sering digunakan pada pengelasan logam yang tipis.


Gerakan/Ayunan Tang Las 

Gerakan/ayunan tang las (welding gun) pada GMAW, terutama dipengaruhi oleh: 
  • Bentuk sambungan 
  • Tebal bahan 
  • Lebar persiapan sambungan 
  • Jenis bahan 
  • Posisi pengelasan. 
Gerakan/ayunan tang las diupayakan lurus, apabila tidak memungkinkan gerakan lurus (misal pengelasan arah naik) diusahakan menggunakan ayunan ke samping seminimal mungkin. Misal lebar ayunan untuk setiap jalur maksimal 15 mm. Berikut ini disajikan beberapa bentuk gerakan/ayunan pengelasan yang banyak digunakan pada pengelasan menggunakan GMAW, terutama pengelasan pada posisi tegak : 


Gerakan/Ayunan Tang Las

Sudut Pengelasan 

Salah satu faktor yang ikut menentukan kualitas hasil pengelasan adalah sudut pengelasan. Yang dimaksud dengan sudut pengelasan adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan bahan dengan tang las/ welding gun.

Sudut pengelasan yang disarankan pada beberapa posisi adalah seperti berikut:  

Posisi 1F dan 2F


Posisi 2G


Posisi 3F


Sumber Referensi 

  • "DASAR LAS MIG-MAG/ GMAW (Basic Gas Metal Arc Welding)" Penerbit : Indonesia Australia Partnership for Skills Development, Batam Institutional Development Project, Tahun 2001.
  • "Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan", Penerbit : Kemenaker RI, Tahun : 2018.

Simbol Pengelasan Sambungan Fillet dan Sisi

Las Fillet dan Sisi, Backing Run, Las Alur dan Bevel, dan Las Plug atau Slot

  • Gambar 1 mengilustrasikan las pengisi. Kecuali ditentukan lain, panjang kaki (Leg Lenght) biasanya sama.

Gbr 1. Ilustrasi dan Simbol Las Fillet


  • Gambar 2 menunjukkan lasan sisi. Simbol ISO dan AWS adalah cukup mirip dan digambar di atas dan di bawah garis referensi masing-masing, keduanya menunjukkan lasan di sisi panah. Namun, tidak ada kemungkinan kebingungan karena lasan tepi hanya bisa disimpan di satu sisi.

Gbr 2. Ilustrasi dan Simbol Las Sisi



  • Gambar 3 menunjukkan backing run atau las. Ini bukan pengelasan satu sisi, karena simbol ini tidak digunakan sendiri. Itu disimpan di sisi berlawanan dari sambungan ke lasan utama, jadi kedua sisi harus dapat diakses.
Gbr 3. Ilustrasi dan Simbol Las Backing Run/Backing


  • Standar AWS menyertakan simbol untuk flare-V-groove dan flare- pengelasan bevel-groove. Las flare-V-groove, ditunjukkan pada Gambar 4, adalah lasan dalam alur yang dibentuk oleh dua bahan dengan permukaan melengkung. Las flare-bevel-groove, yang ditunjukkan pada Gambar 5, adalah las dalam alur dibentuk oleh bahan dengan permukaan melengkung yang bersentuhan dengan planar. Aplikasi paling umum untuk pengelasan ini adalah di pengelasan batang penguat.


Gbr 4. Ilustrasi dan Simbol Las Flare V Groove




Gbr 5. Ilustrasi dan Simbol Las Flare Bevel Groove

  • Gambar 6 menunjukkan las plug atau slot, yang berbentuk lingkaran atau lubang memanjang diisi penuh dengan logam las. Ukuran lubang harus dibatasi untuk menghindari distorsi yang berlebihan.

Gbr 6. Ilustrasi dan Simbol Las Plug atau Slot


Lokasi Simbol Las Fillet

Seperti pada pengelasan butt, simbol las untuk pengelasan fillet terletak di garis referensi terhubung ke panah yang menunjuk ke salah satu sisi bersama. Dalam sistem ISO, simbol las di sisi panah adalah ditempatkan pada garis kontinu dan simbol las di sisi lain ditempatkan pada garis putus-putus. Di sistem AWS, simbol untuk las di sisi panah ditempatkan di bawah garis kontinu tunggal dan simbol las di sisi lain ditempatkan di atas garis. Hal ini diilustrasikan pada Gambar 7-10 untuk sambungan-T dan sambungan di mana dua pelat datar berada dilas ke pelat datar lain di sudut kanan dan pada sumbu yang sama.

  • Gambar 7 menunjukkan tampilan akhir sambungan-T dengan satu fillet las. Bentuk pengelasan biasanya tidak ditampilkan pada gambar teknik.

Gbr 7. Simbol Las Sambungan T (Fillet)


  • Gambar 8, menunjukkan Kedua lasan berada pada sambungan yang berbeda, yaitu tidak membentuk las fillet ganda. Oleh karena itu, dua panah terpisah diperlukan untuk menunjukkan dua pengelasan fillet tunggal.

Gbr 8. Simbol Las Fillet


  • Pada Gambar 9 ada las fillet ganda di sebelah kiri penampang dan satu las fillet di sisi kanan. Simbol lasan pengisi selalu ditarik dengan kaki tegak di sebelah kiri.

Gbr 9. Simbol Las Fillet Ganda



  • Untuk sambungan pada Gambar 10, kebutuhan untuk menunjukkan dua simbol, satu di setiap sisi anggota vertikal, dapat dihindari dengan penggunaan lebih banyak dari satu garis panah. Praktik ini tidak secara khusus diizinkan di ISO 2553 tetapi di AWS A2.4-98 dinyatakan bahwa dua atau lebih panah dapat digunakan dengan satu garis referensi untuk menunjuk ke lokasi di mana lasan yang identik ditentukan.

Gbr 10. Simbol Las Fillet

Latihan ini harus digunakan dengan hati-hati untuk menghindari menggambar dengan minimal simbol las dan banyak garis panah berselang-seling melintasi gambar.


Sumber Referensi 

  • "Welding symbols on drawings" Penerbit : Woodhead Publishing Limited, Abington Hall, Abington Cambridge CB1 6AH, England,  Tahun 2005.

Simbol Pengelasan Sambungan Tumpul (Butt/Groove Weld)

Las Sambungan Tumpul (Butt atau Groove Weld)

Simbol pengelasan sambungan tumpul (butt / groove) ditunjukkan pada gambar - gambar di bawah ini. 

  • Gambar 1 mengilustrasikan las butt / groove V tunggal, yang merupakan bentuk yang paling umum dari persiapan tepi untuk jenis pengelasan ini.

Gambar 1



Simbol Las V Tunggal


  • Gambar 2 menunjukkan las alur persegi. Lasan ini terbatas pada ketebalan bahan tergantung pada proses pengelasan  yang digunakan. Jika pendukung strip digunakan, maka ketebalan bahan bisa meningkat.


Gambar 2



Simbol Las Alur Persegi



  • Gambar 3 menunjukkan las bevel butt / groove. Tepi ini persiapan biasanya digunakan jika hanya memungkinkan untuk menyiapkannya tepi bagian yang berdampingan.


Gambar 3



Simbol Las Alur Bevel Tunggal


  • Gambar 4 mengilustrasikan las butt / groove U tunggal, yaitu digunakan untuk membatasi jumlah logam las yang dibutuhkan, pada tebal bahan lebih dari 12mm.


Gambar 4



Simbol Las Alur U Tunggal



  • Gambar 5 menunjukkan las butt / groove J tunggal. Lasan ini digunakan untuk membatasi jumlah logam las yang dibutuhkan di bagian yang lebih besar tebal lebih dari 16mm jika hanya memungkinkan untuk menyiapkan satu tepinya bagian yang berdampingan.

Gambar 5

Simbol Las Alur J Tunggal



  • Gambar 6 menggambarkan las tumpul (butt) antara pelat dengan sisi terangkat (ISO) atau Las Sisi pada flanged groove joint (AWS). 



Gbr 6. Las Alur Sisi



Simbol Las Alur Sisi

  • Gambar 7 dan 8 menunjukkan las V tunggal dan las bevel tunggal dengan lebar permukaan akar. Simbol-simbol ini termasuk dalam ISO 2553 tetapi tidak di AWS A2.4–98. Dimensi permukaan akar ditentukan dalam ISO 9692: 1992. Permukaan akar 2–3mm ditentukan untuk ketebalan bahan 5–40 mm, sedangkan untuk pengelasan butt single-V Gbr. 1 maksimum permukaan akar 2 mm digunakan untuk ketebalan 3–10 mm. 

Gbr 7. Las Alur V Tunggal dengan Permukaan Akar Las


Simbol Las Alur V Tunggal dengan Permukaan Akar Las





Gbr 8. Las Alur bevel tunggal dengan permukaan akar las




Simbol Las Alur bevel tunggal dengan permukaan akar las


Lokasi Simbol Las Butt/Groove

  • Gambar 9 - 11 menunjukkan lokasi simbol pengelasan butt / groove. Untuk pengelasan butt single-V yang ditunjukkan pada Gambar 9, simbol pengelasan terletak di garis referensi yang terhubung ke panah menunjuk ke satu sisi sambungan. Panah bisa menunjuk ke lasan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9, atau penampang seperti yang ditunjukkan pada Gambar 10.

Gbr 9



Gbr. 10


  • Gambar 11 menunjukkan las butt / groove bevel tunggal di mana garis panah menunjuk ke tepi sambungan yang akan disiapkan dengan bevel. Standar AWS menetapkan bahwa hanya ada satu tepi sambungan untuk dipersiapkan, seperti pada las kemiringan tunggal atau alur-J, garis panah harus digambar dengan jeda seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11, dengan panah menunjuk ke tepi yang di bevel. Garis panah tidak perlu dibengkokkan jika sudah jelas yang mana tepi sambungan harus miring atau jika tidak ada preferensi untuk itu sisi mana yang harus disiapkan.

Gbr. 11




Sumber Referensi 

  • "Welding symbols on drawings" Penerbit : Woodhead Publishing Limited, Abington Hall, Abington Cambridge CB1 6AH, England,  Tahun 2005.