Tampilkan postingan dengan label GTAW. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label GTAW. Tampilkan semua postingan

Arc Start dan Arc Force Fungsinya untuk apa ?

Arc force itu biasanya digunakan untuk mengatur besar kecilnya busur api dan settingannya lebih kecil dari pada ampere utama. Tujuannya agar kawat las tidak menempel pada material yang di las.


Arc Force Pada Mesin SMAW

Mesin las itu ada 2 output yaitu Constan-Current (CC) Machine dan Constant Voltage (CV) Machine. SMAW dan TIG (GTAW) termasuk kategori mesin las CC, sedang GMAW (MAG dan MIG) serta FCAW termasuk kategori mesin CV. Mesin jenis CC umumnya dipakai secara manual, sedangkan mesin jenis CV bisa manual untuk kapasitas kecil dan juga umum dipakai untuk otomatis dengan robot welding. Jadi dipasaran ada mesin las yang dijual bisa dipakai untuk 2 metoda las yaitu SMAW dan TIG dalam 1 mesin karena sama-sama jenis mesin CC. Kembali ke pembahasan "Arc Start", Arc start umumnya ada di mesin TIG, dimana "Arc start" bertujuan agar busur las (arc) mudah dinyalakan (di-start) yaitu menggunakan teknologi "frequensi tinggi" (high frequency arc). Sehingga welder mudah menyalakan busur saat memulai pengelasan. Untuk pertanyaan "Arc Force" umumnya ada dipengaturan (setting) mesin SMAW jenis digital. "Arc Force" (gaya busur listrik) berkaitan dengan kemampuan (gaya) busur untuk menembus pelat baja yang di las (penembusan - digging). Pengaturannya bisa 10% sampai 100%. Semakin besar persen "arc force" nya maka semakin dalam daya tembusnya sesuai ukuran ampere-nya yang disetting awal, namun semakin besar arc force nya, akar las (root) yang terbentuk menjadi lebih besar dan spatter (puncratan busur) bisa lebih banyak, suara busurnya pun agak berisik serta hasil bead lasnya tidak mulus (smooth). 

Mesin SMAW yang outputnya Constant Current, artinya sekali di set arusnya misalnya 100A maka nilai arus tersebut akan constant di rentang antara 95 - 105 A, artinya saat mengelas, welder yang terampil punya kemampuan mengatur ketinggian ujung elektroda dan permukaan pelat yang di las, ketinggian tersebut disebut panjang busur (arc length) dimana akan menentukan tegangan busur dalam volt. Kalau weldernya kurang terampil maka tegangan busur tersebut akan turun naik sesuai panjang busurnya sehingga arus yang digunakan juga sedikit bervariasi. Tapi kalau weldernya terampil menjaga ketinggian ujung elektroda yang meleleh dengan permukaan pelat yang di las, maka arus akan tetap konstan. Oleh karena itu, peran welder tersebut secara manual yang mengatur arus tersebut agar tetap konstan sebenarnya. Jadi untuk mesin yang dipakai manual seperti TG dan SMAW disebut dengan konstan arus (constant current). Sedangkan GMAW disebut dengan constant-voltage (CV), artinya saat welder men-set voltase busur (panjang busur) nya katakan 25 volt, maka ketinggian panjang busur antara ujung kawat pejal di mesin GMAW yang diumpan akan kontant di ketinggian 6 mm misalnya. Arti nya bila gagang las dinaikan, maka panjang busur akan naik katakan jadi 8mm, tapi karena mesin las ini punya karakter "constant voltage", maka saat itu juga (detik itu) kawat yang diumpan akan menyesuaikan (self-adjustment) di panjang 6mm (25 vott) seperti awal pengaturan (set). Itulah prinsip kerja mesin las yang harus dipahami lebih dahulu oleh para pekerja las (welder, welding supervisor, WI dan WE). Artinya mesin las GMAW apapun yang dibuat oleh beberapa negara akan ada dibuat setting (pengaturan) nya dengan voltase pada mesin GMAW untuk set operasi nya, sedang Ampernya sebenarnya untuk mengatur "kecepatan umpan kawat" nya yang setting tombol Ampernya (arusnya) sudah di buat penyesuaian (pengaturan) antara "kecepan umpan kawat" dan "besar arus" yang tertulis di tombol Amper nya tersebut. jadi produk yang buatan China, sebenarnya agar para welder dipermudah pengaturannya, dimana Amper yang diset tsb merupakan pengaturan dari kecepatan umpan kawat. Demikian mudah2an jadi lebih paham Prinsip Kerja Mesin Las SMAW, TIG serta mesin las GMAW. 

Di GMAW, ada teori di buku handbook tentang "metal transfer" (transfer lelehan logam). Jika seting parameter voltase nya dan ampernya kecil, maka akan terjadi "short arc transfer" dimana parameter ini cocok untuk mengelas pelat tipis. Jika setting parameternya dengan voltase 30 volt dan amper sekitar 250A (tergantung diameter kawatnya ada 0.8, 1.2 dan 1.6mm) maka transfer logamnya akan "spray transfer". Itupun tergantung gas pelindung yang dipakai. Kalau pakai 100 % argon atau campuran gas argon 70% dan CO2 30%, maka transfernya masih bisa terjadi "spray transfer". Tapi kalau CO2 100% atau gas campuran yang CO2 nya lebih dari 30% maka tidak akan diperoleh "spray transfer" tetapi hanya "Globular Transfer" yang umumnya terjadi spatter (puncratan logam cair). Sekedar tambahan pengetahuan metal transfer pada GMAW. 

PENGELASAN SAMBUNGAN TUMPUL (GROOVE) PELAT dengan PELAT

Menghilangkan Las Cantum (Tack Weld) Sesuai Prosedur

Tack Weld pada hakekatnya adalah las yang pendek. Mengingat kegunaannya hanya untuk sementara, yakni mengunci penyetelan. Setelah pengelasan akar selesai tack weld dibuka kembali, maka biasanya tack weld dilaksanakan dengan amper rendah, sehingga akibatnya bermuka cembung (convex). Karena muka cembung terciptalah takik takik dikedua sisi tack weld tersebut yang berpotensi untuk menghasilkan retak jempol kaki. Karenanya tack weld ibarat sebagai buah simalakama, diperlukan namun sekaligus membahayakan. Itulah sebabnya disini disarankan makin sedikit tack weld digunakan makin baik. Sebagai pengganti penggunaan sirip penyetel yang menggunakan tack weld, dapat digunakan klem mekanis. 

Untuk tack weld yang dilaksanakan di bagian dalam Kampuh las, jika pelaksananya adalah juru las yang tidak berkualifikasi , maka tack weld harus dibongkar Sebelum dilewati las akar. Untuk tack weld dalam kampuh las yang dilaksanakan Oleh juru las yang berkualifikasi, bekas tack weld dapat langsung dilebur bersama las akar . Walaupun hanya satu buah tack weld, namun jika WPS las produksi menentukan harus menggunakan pemanasan awal,  maka pelaksanaan tack weld pun harus didahului dengan pemanasan awal. Sambungan logam dasar di tack weld, untuk mencegah atau mengontrol distorsi pada waktu mengelas. Pengelasan ini dapat dilakukan dalam satu, dua, atau tiga pass, seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

Tack Weld Sambungan V

Jika dilakukan dalam satu operasi, welder harus menggunakan gerakan weaving untuk mendistribusikan logam bahan tambah pada alur-V dan sehingga memperoleh fusi yang kuat. Jika menggunakan dua atau lebih manik las untuk menyelesaikan pengelasan, maka welder seharusnya membersihkan manik las terlebih dahulu sebelum membuat manik las selanjutnya. Hal ini berfungsi untuk mencegah masukkan terak dalam manik las atau pass selanjutnya. 

Penembusan pada pengelasan ini ringan, dan dibuat di atas permukaan logam dasar Untuk menjamin penembusan sempurna pada alur las, seharusnya menggunakan metode lubang kunci. Lubang kunci hanya dapat dilihat pada lintasan pertama atau akar (root pass). Seiring dengan kawah busur membentuk dan meleleh melalui logam yang lebih tipis pada muka akar (root face), maka akan terbentuk lubang kecil. Lubang kunci secara continue diisi ketika las bergerak maju. Lubang kelihatan seperti lubang kunci model lama, lihat gambar di bawah ini :

Key Hole

Jika diameter lubang kunci dijaga konstan, jumlah penembusan juga akan seragam Juru las perlu menghilangkan tack weld yang menghalangi untuk proses selanjutnya jika tack weld di lakukan di tengah material. Menghilangkan tack weld tersebut dengan cara di gerinda.

Tack Weld

Arah (Pengelasan) Pergerakan Las Sesuai Prosedur

Dalam proses las SMAW  GMAW FCAW arah pengelasan bisa mendorong cairan (maju/Forehand) atau menarik cairan (mundur/Backhand) sesuai kebutuhan dan posisi pengelasan. Pada proses las GTAW dan OAW arah pengelasan harus mendorong cairan (maju/Forehand). Seperti di perlihatkan pada gambar di bawah :

Arah Pengelasan Pada Proses GMAW atau FCAW


Arah Pengelasan Pada Proses GTAW


Sedangkan gerakan/ayunan tang las/elektroda (welding gun) pada SMAW, GMAW,FCAW, GTAW OAW, terutama dipengaruhi oleh: Bentuk sambungan , Tebal bahan, Lebar persiapan sambungan, Jenis bahan dan Posisi pengelasan. Gerakan/ayunan tang las/elektroda diupayakan lurus, apabila tidak memungkinkan gerakan lurus (misal pengelasan arah naik) diusahakan menggunakan ayunan ke samping seminimal mungkin. Misalnya lebar ayunan untuk setiap jalur maksimal 16 mm. Berikut ini merupakan beberapa bentuk gerakan/ayunan pengelasan yang banyak digunakan pada pengelasan menggunakan SMAW, GMAW/FCAW, GTAW OAW, terutama pengelasan pada posisi tegak : 

Bentuk Gerak Ayunan

Arah pengelasan (elektroda) pada proses las busur manual adalah arah mundur atau ditarik (BACKHAND), sehingga bila operator las menggunakan tangan kanan, maka arah pengelasan adalah dari kiri ke kanan. Demikian juga sebaliknya, jika menggunakan tangan kanan, maka tarikan elektroda adalah dari kanan ke kiri. 

Namun, pada kondisi tertentu dapat dilakukan dari depan mengarah ke tubuh operator las.  Dalam hal ini, yang terpenting adalah sudut elektroda terhadap garis tarikan elektroda sesuai dengan ketentuan (prosedur yang ditetapkan) dan busur serta cairan logam las dapat terlihat secara sempurna oleh operator las. 

Referensi :
Buku Informasi, Membuat Sambungan Las Kampuh (Groove) Sesuai Welding Procedure Specification (WPS) Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat dan Sesuai dengan Proses Las yang digunakan, Kementerian Ketenagakerjaan R.I. Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Dan Produktivitas Direktorat Bina Standarisasi Kompetensi Dan Pelatihan Kerja. Tahun 2018

SOAL - SOAL GTAW : TEKNIK PENGELASAN KLASTER 9


1. Sistem pendingin yang ada pada rangkaian mesin las GTAW berfungsi untuk …

(A) mendinginkan tungsten yang ada pada torch.
(B) mendinginkan sistem kelistrikan mesin las.
(C) mendinginkan gas pelindung.
(D) mendinginkan bahan pengisi sewaktu pengelasan.
(E) Semua benar



2. Fungsi utama torch ialah …

(A) memegang elektroda bersalut, mengalirkan cairan pendingin dan gas pelindung.
(B) memegang elektroda bersalut, mengalirkan arus listrik dan gas pelindung.
(C) memegang tungsten, mengalirkan cairan pendingin dan gas pelindung.
(D) memegang tungsten, mengalirkan arus listrik dan gas pelindung.
(E) Mengalirkan busur listrk



3. Regulator untuk pengelasan GTAW di set sampai maksimum …

(A) 100 KPa
(B) 150 KPa
(C) 180 KPa
(D) 200 KPa
(E) 250 kpa



4. Berikut karakteristik tungsten murni, kecuali …

(A) daya nyala rendah
(B) muatan arus tinggi
(C) harga murah
(D) busur stabil
(E) nyala terang



5. Bahan pengisi yang digunakan untuk pengelasan stainless steel khususnya peralatan kimia mempunyai kode …

(A) ER70S-2
(B) ER4043
(C) ER5356
(D) ER316L
(E) ER5465



6. Gas pelindung yang mempunyai nilai potensial ionisasinya mencapai 24,5 electron volts ialah gas …

(A) Helium
(B) Argon
(C) Campuran 75% He dan 25% Ar
(D) Campuran argon/helium/hydrogen
(E) Carbon dioksida



7. Berikut adalah langkah-langkah pencegahan distorsi, kecuali …

(A) Pemanasan
(B) melakukan las catat
(C) menggunakan alat bantu
(D) pengaturan letak bahan
(E) pendinginan



8. Distorsi pada gambar di bawah ini ialah distorsi …




(A) Rotational distortion
(B) Distorsi menyudut
(C) Buckling
(D) Transversal distortion
(E) Angular distortion



9. Salah satu teknik perbaikan distorsi yaitu …

(A) perbaikan dengan pendinginan
(B) perbaikan dengan pemanasan
(C) Melakukan las catat
(D) Menggunakan alat bantu (jig and fixture)
(E) Pengaturan letak bahan (pre setting)



10. Gambar di bawah ini menunjukan sambungan …




(A) I Joint
(B) J Joint
(C) X Joint
(D) U Joint 
(E) Double V Joint



11. Pengelasan material stainless steel lebih tepat menggunakan tungsten …

(A) Zirconiated
(B) Titanium
(C) Thoriated
(D) Alloy steel
(E) Mild steel



12. Salah satu teknik pemeriksaan hasil las yang termasuk kategori non destruktif test dengan alat bantu ialah …

(A) penetrant test
(B) tensile test
(C) bending test
(D) hardness test
(E) visual test



13. Agar menghasilkan pengelasan yang baik dan sempurna, langkah – langkah apa yang perlu dilakukan ?

(A) Memiliki peralatan yang serba baru
(B) Prosedur pengelasan yang tepat dan benar
(C) Memilih yang akan dilas sesuai dengan elektrodenya
(D) Mencari tempat yang lapang agar memudahkan pengelasan
(E) Mengeringkan elektrode dalam kamar pemanas



14. Terjadinya distorsi dan perubahan bentuk disebabkan oleh

(A) Amper yang terlalu tinggi
(B) Tegangan yang terlalu tinggi
(C) Pemanasan yang menyebabkan pemuian dan pendinginn cepat
(D) Bentuk Sudut kampuh terlalu tinggi
(E) Material terlalu tebal



15. Salah satu penyebab struktur las mengalami deformasi adalah :

(A) Tegangan sisa yang terlalu besar
(B) Akibat struktur dipanaskan dan didinginkan secara merata
(C) Desain sambungan las yang terlalu kuat
(D) Konstruki menerima beban berat
(E) Konstruksi mengalami tarikan



16. Mana dari pernyataan dibawah ini yang tidak masuk dalam kelompok deformasi di luar perencanaan :

(A) Lengkungan melintang
(B) Lengkungan memanjang
(C) Melintir
(D) Menekuk
(E) Penyimpangan sentrifugal



17. Deformasi pengelasan dapat diperbaiki dengan methode

(A) Tekanan mekanis dan methode termal
(B) Tekanan hydrolis dan methode pendinginan
(C) Tekanan fluida cair dan methode penetralan
(D) Tekanan udara dan methode pemanasan
(E) Tekanan elektris dan methode pendinginan



18. Pertimbangan dalam perancangan desain sambungan las antara lain disebutkan pada pernyataan dibawah ini kecuali :

(A) Perencanaan struktur las
(B) Perhitungan tegangan
(C) Penentuan bentuk tertentu dari tiap bagian
(D) Kondisi daerah sekitarnya
(E) Kondisi kondisi dan metode pengelasan



19. Pada saat kondisi pengelasan dilakukan maka pernyataan dibawah ini harus diperiksa kecuali

(A) Posisi pengelasan
(B) Pemanasan awal dan paska
(C) Arus las
(D) Kecepatan pengelasan
(E) Menginterpretasi gambar rakitan las



20. Dari gambar dibawah ini yang mana yang disebut dengan ketinggian kampuh :


(A) Notasi R
(B) Notasi d
(C) Notasi g
(D) Notasi r
(E) Notasi O



21. Dari gambar diatas mana yang disebut dengan akar atau root ....

(A) Notasi g
(B) Notasi f
(C) Notasi g
(D) Notasi r
(E) Notasi R


22. Dari gambar no 8 tersebut mana yang disebut dengan gap atau celah

(A) Notasi O
(B) Notasi g
(C) Notasi R
(D) Notasi d
(E) Notasi f



23. Porosity adalah cacat las berupa lubang kecil yang tampak pada permukaan penampang las, hal tersebut terjadi karena :

(A)  Ayunan elektrode terlalu cepat
(B)  Ayunan elektrode terlalu besar
(C)  Percikan logam pengisi mendahului busur las
(D)  Elektrode terlalu besar
(E)  Adanya kotoran pada permukaan yang akan dilas


24. Yang bukan NDT test terhadap hasil pengelasan adalah

(A) Magnetic Particle Test
(B) Liquid Penetrant Test
(C) Bend test
(D) Radiography Test
(E) Ultrasonic Test



25. Mana dari pernyataan dibawah ini yang bukan pernyataan pengujian /pemeriksaan yang dilakukan sebelum pengelasan .

(A)  Pemeriksaan peralatan las
(B)  Material las
(C)  Verifikasi prosedur pengujian
(D)  Pengujian kualifikasi juru las
(E)   Kampuh hasil las



26. Inspeksi sebelum pengelasan dilakukan dengan harus mengecek kondisi berikut ini, kecuali :

(A) Persiapan permukaan yang akan dilas
(B) Ukuran strip, logam pengisi penahan balik
(C) Penyetelan (Fit-up) bagian yang akan dilas
(D) Pengukuran hasil Kampuh las
(E) Pembersihan dari kotoran / lemak dan minyak



27. Inspeksi visual pada saat pengelasan dilakukan dengan pengecekan hal hal berikut ini, kecuali :

(A) Proses las
(B) Hasil lasan
(C) Logam pengisi
(D) Fluk atau gas pelindung
(E) Suhu antar jalur



28. Pemeriksaan hasil las dapat dilakukan dengan cara :kecuali

(A) Visual test
(B) Non Destructive test
(C) Destructive test
(D) Burning test
(E) Penetrant test



29. Yang tidak termasuk dalam kategori Destructive test adalah :

(A) Tensile test
(B) Bending test
(C) Penetrant test
(D) Macro etsa
(E) Impact test



30. Yang tidak termasuk dalam jenis jenis cacat las adalah :

(A) Crack
(B) Slag
(C) Gap
(D) Porosity
(E) Undercut



31. Cacat las yang terjadi akibat bagian belakang dari penembusan las ada yang tidak lebur adalah....

(A) Concavity
(B) Slag on back side
(C) Incomplete weld
(D) Incomplete melt
(E) Base metal burn



32. Rusaknya bahan dasar pada tepi pengelasan akibat tersentuh oleh elektrode pada waktu mulainya pengelasan adalah....

(A) Arc strikes
(B) Oxidation
(C) Burn through
(D) Melt through
(E) Undercut

Polaritas Pengelasan : Kinerja Elektroda pada Las Busur

POLARITAS - digunakan untuk menggambarkan koneksi listrik pada elektroda dalam kaitannya dengan terminal sumber tenaga. Dengan arus searah (DC), ketika elektroda dihubungkan ke terminal positif, yaitu polaritas ditetapkan sebagai elektroda arus searah positif  (DCEP). Saat elektroda dihubungkan ke terminal negatif, polaritasnya ditetapkan sebagai polaritas langsung elektroda arus negatif (DCEN). Saat bergantian arus (AC) digunakan, polaritas berubah setiap setengahnya siklus 50 atau 60 Hz.
Polaritas

GMAW sebagian besar menggunakan DCEP

Sebagian besar aplikasi pengelasan busur logam gas (GMAW) menggunakan DCEP. Kondisi ini menghasilkan busur yang stabil, transfer logam halus, percikan yang relatif rendah, bagus karakteristik manik las dan penetrasi dalam untuk berbagai arus pengelasan. Berbeda dengan DCEN, ukuran tetesan cair cenderung meningkat dan perpindahan tetesan tersebut menjadi tidak teratur sehingga bertambah besar percikannya. Namun beberapa kawat tertentu memiliki keunikan tersendiri komposisi kimia telah dikembangkan secara khusus untuk DCEN, yang menawarkan kinerja luar biasa pada lembaran galvanis. Mencoba menggunakan AC konvensional umumnya tidak berhasil karena busur yang tidak stabil di GMAW. Namun, inverter canggih dan digital Teknologi kontrol telah mengembangkan GMAW  sumber daya  AC untuk lembaran logam.


SMAW adalah proses pengelasan paling serbaguna dalam hal polaritas

Berbagai macam fluks pelapis untuk ditutupi elektroda memungkinkan proses SMAW menjadi yang terbaik serbaguna dalam hal polaritas. Mayoritas tercakup elektroda menggunakan AC atau DCEP. Beberapa elektroda khususnya E6013, E6019 dan E7024 menawarkan kinerja yang baik dengan AC, DCEP atau DCEN. Sebaliknya, tipe selulosa tinggi elektroda seperti E6010, E7010, dan E8010 untuk pipa pengelasan dirancang untuk digunakan dengan DCEP hanya untuk transfer tetesan yang lebih halus. Tipe rendah karbon Cr-Mo elektroda seperti E7015, dan E8015juga dirancang untuk digunakan hanya dengan DCEP, untuk performa yang lebih baik. Beberapa elektroda tertentu untuk baja berkekuatan tinggi dan untuk baja suhu rendah disarankan untuk menggunakan AC saja untuk menjamin persyaratan yang ketat untuk kekuatan dan dampak ketangguhan logam las dalam fabrikasi.


Polaritas GTAW

Pengelasan TIG menggunakan polaritas DCEN untuk menghasilkan penetrasi yang dalam pada baja dan menggunakan sumberdaya AC untuk kapasitas elektroda yang baik dan tindakan pembersihan oksida pada paduan alumunium.


Polaritas pada SAW

Kombinasi khusus dari kawat dan fluks menentukan pilihan AC, DCEP atau DCEN pada SAW. Dengan DCEP, rasio konsumsi fluks (rasio jumlah terak dengan jumlah logam yang disimpan) lebih tinggi dari pada AC sekitar 10-30% tergantung pada jenisnya aliran. Akibatnya, komposisi kimianya demikian sifat mekanik logam las bisa dipengaruhi oleh polaritas, meskipun tingkat efeknya tergantung pada jenis fluksnya. Inilah sebabnya mengapa memilih dengan hati-hati Kombinasi kawat dan fluks perlu diperhatikan memperhitungkan polaritas sumber daya yang akan digunakan ketika persyaratan kualitas untuk logam las ketat. Tabel di bawah menunjukkan contoh pengaruh polaritas komposisi kimia dan sifat mekanik logam las. Dalam hasil tes ini, perbedaan yang mencolok adalah dikenali dalam karbon, oksigen, 0,2% PS, TS dan IV antara AC dan DCEP.


Tabel Pengaruh Polaritas

Contoh efek polaritas dalam SAW menggunakan fluks tipe fusi dan kawat solid untuk baja ringan dan tinggi 490N / mm2 baja kekuatan (seperti kondisi dilas).


Sumber Referensi

"Tanya Jawab - How Polarity Affects Electrode Performance in Arc Welding", KOBELCO Welding Today

Simbol Pengelasan Sambungan Fillet dan Sisi

Las Fillet dan Sisi, Backing Run, Las Alur dan Bevel, dan Las Plug atau Slot

  • Gambar 1 mengilustrasikan las pengisi. Kecuali ditentukan lain, panjang kaki (Leg Lenght) biasanya sama.

Gbr 1. Ilustrasi dan Simbol Las Fillet


  • Gambar 2 menunjukkan lasan sisi. Simbol ISO dan AWS adalah cukup mirip dan digambar di atas dan di bawah garis referensi masing-masing, keduanya menunjukkan lasan di sisi panah. Namun, tidak ada kemungkinan kebingungan karena lasan tepi hanya bisa disimpan di satu sisi.

Gbr 2. Ilustrasi dan Simbol Las Sisi



  • Gambar 3 menunjukkan backing run atau las. Ini bukan pengelasan satu sisi, karena simbol ini tidak digunakan sendiri. Itu disimpan di sisi berlawanan dari sambungan ke lasan utama, jadi kedua sisi harus dapat diakses.
Gbr 3. Ilustrasi dan Simbol Las Backing Run/Backing


  • Standar AWS menyertakan simbol untuk flare-V-groove dan flare- pengelasan bevel-groove. Las flare-V-groove, ditunjukkan pada Gambar 4, adalah lasan dalam alur yang dibentuk oleh dua bahan dengan permukaan melengkung. Las flare-bevel-groove, yang ditunjukkan pada Gambar 5, adalah las dalam alur dibentuk oleh bahan dengan permukaan melengkung yang bersentuhan dengan planar. Aplikasi paling umum untuk pengelasan ini adalah di pengelasan batang penguat.


Gbr 4. Ilustrasi dan Simbol Las Flare V Groove




Gbr 5. Ilustrasi dan Simbol Las Flare Bevel Groove

  • Gambar 6 menunjukkan las plug atau slot, yang berbentuk lingkaran atau lubang memanjang diisi penuh dengan logam las. Ukuran lubang harus dibatasi untuk menghindari distorsi yang berlebihan.

Gbr 6. Ilustrasi dan Simbol Las Plug atau Slot


Lokasi Simbol Las Fillet

Seperti pada pengelasan butt, simbol las untuk pengelasan fillet terletak di garis referensi terhubung ke panah yang menunjuk ke salah satu sisi bersama. Dalam sistem ISO, simbol las di sisi panah adalah ditempatkan pada garis kontinu dan simbol las di sisi lain ditempatkan pada garis putus-putus. Di sistem AWS, simbol untuk las di sisi panah ditempatkan di bawah garis kontinu tunggal dan simbol las di sisi lain ditempatkan di atas garis. Hal ini diilustrasikan pada Gambar 7-10 untuk sambungan-T dan sambungan di mana dua pelat datar berada dilas ke pelat datar lain di sudut kanan dan pada sumbu yang sama.

  • Gambar 7 menunjukkan tampilan akhir sambungan-T dengan satu fillet las. Bentuk pengelasan biasanya tidak ditampilkan pada gambar teknik.

Gbr 7. Simbol Las Sambungan T (Fillet)


  • Gambar 8, menunjukkan Kedua lasan berada pada sambungan yang berbeda, yaitu tidak membentuk las fillet ganda. Oleh karena itu, dua panah terpisah diperlukan untuk menunjukkan dua pengelasan fillet tunggal.

Gbr 8. Simbol Las Fillet


  • Pada Gambar 9 ada las fillet ganda di sebelah kiri penampang dan satu las fillet di sisi kanan. Simbol lasan pengisi selalu ditarik dengan kaki tegak di sebelah kiri.

Gbr 9. Simbol Las Fillet Ganda



  • Untuk sambungan pada Gambar 10, kebutuhan untuk menunjukkan dua simbol, satu di setiap sisi anggota vertikal, dapat dihindari dengan penggunaan lebih banyak dari satu garis panah. Praktik ini tidak secara khusus diizinkan di ISO 2553 tetapi di AWS A2.4-98 dinyatakan bahwa dua atau lebih panah dapat digunakan dengan satu garis referensi untuk menunjuk ke lokasi di mana lasan yang identik ditentukan.

Gbr 10. Simbol Las Fillet

Latihan ini harus digunakan dengan hati-hati untuk menghindari menggambar dengan minimal simbol las dan banyak garis panah berselang-seling melintasi gambar.


Sumber Referensi 

  • "Welding symbols on drawings" Penerbit : Woodhead Publishing Limited, Abington Hall, Abington Cambridge CB1 6AH, England,  Tahun 2005.

Simbol Pengelasan Sambungan Tumpul (Butt/Groove Weld)

Las Sambungan Tumpul (Butt atau Groove Weld)

Simbol pengelasan sambungan tumpul (butt / groove) ditunjukkan pada gambar - gambar di bawah ini. 

  • Gambar 1 mengilustrasikan las butt / groove V tunggal, yang merupakan bentuk yang paling umum dari persiapan tepi untuk jenis pengelasan ini.

Gambar 1



Simbol Las V Tunggal


  • Gambar 2 menunjukkan las alur persegi. Lasan ini terbatas pada ketebalan bahan tergantung pada proses pengelasan  yang digunakan. Jika pendukung strip digunakan, maka ketebalan bahan bisa meningkat.


Gambar 2



Simbol Las Alur Persegi



  • Gambar 3 menunjukkan las bevel butt / groove. Tepi ini persiapan biasanya digunakan jika hanya memungkinkan untuk menyiapkannya tepi bagian yang berdampingan.


Gambar 3



Simbol Las Alur Bevel Tunggal


  • Gambar 4 mengilustrasikan las butt / groove U tunggal, yaitu digunakan untuk membatasi jumlah logam las yang dibutuhkan, pada tebal bahan lebih dari 12mm.


Gambar 4



Simbol Las Alur U Tunggal



  • Gambar 5 menunjukkan las butt / groove J tunggal. Lasan ini digunakan untuk membatasi jumlah logam las yang dibutuhkan di bagian yang lebih besar tebal lebih dari 16mm jika hanya memungkinkan untuk menyiapkan satu tepinya bagian yang berdampingan.

Gambar 5

Simbol Las Alur J Tunggal



  • Gambar 6 menggambarkan las tumpul (butt) antara pelat dengan sisi terangkat (ISO) atau Las Sisi pada flanged groove joint (AWS). 



Gbr 6. Las Alur Sisi



Simbol Las Alur Sisi

  • Gambar 7 dan 8 menunjukkan las V tunggal dan las bevel tunggal dengan lebar permukaan akar. Simbol-simbol ini termasuk dalam ISO 2553 tetapi tidak di AWS A2.4–98. Dimensi permukaan akar ditentukan dalam ISO 9692: 1992. Permukaan akar 2–3mm ditentukan untuk ketebalan bahan 5–40 mm, sedangkan untuk pengelasan butt single-V Gbr. 1 maksimum permukaan akar 2 mm digunakan untuk ketebalan 3–10 mm. 

Gbr 7. Las Alur V Tunggal dengan Permukaan Akar Las


Simbol Las Alur V Tunggal dengan Permukaan Akar Las





Gbr 8. Las Alur bevel tunggal dengan permukaan akar las




Simbol Las Alur bevel tunggal dengan permukaan akar las


Lokasi Simbol Las Butt/Groove

  • Gambar 9 - 11 menunjukkan lokasi simbol pengelasan butt / groove. Untuk pengelasan butt single-V yang ditunjukkan pada Gambar 9, simbol pengelasan terletak di garis referensi yang terhubung ke panah menunjuk ke satu sisi sambungan. Panah bisa menunjuk ke lasan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9, atau penampang seperti yang ditunjukkan pada Gambar 10.

Gbr 9



Gbr. 10


  • Gambar 11 menunjukkan las butt / groove bevel tunggal di mana garis panah menunjuk ke tepi sambungan yang akan disiapkan dengan bevel. Standar AWS menetapkan bahwa hanya ada satu tepi sambungan untuk dipersiapkan, seperti pada las kemiringan tunggal atau alur-J, garis panah harus digambar dengan jeda seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11, dengan panah menunjuk ke tepi yang di bevel. Garis panah tidak perlu dibengkokkan jika sudah jelas yang mana tepi sambungan harus miring atau jika tidak ada preferensi untuk itu sisi mana yang harus disiapkan.

Gbr. 11




Sumber Referensi 

  • "Welding symbols on drawings" Penerbit : Woodhead Publishing Limited, Abington Hall, Abington Cambridge CB1 6AH, England,  Tahun 2005.



PRINSIP-PRINSIP LAS GAS TUNGSTEN (GTAW)

 


Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) atau dikenal juga dengan las tungsten inert gas (TIG) adalah proses yang menghasilkan busur listrik yang dipertahankan antara elektroda tungsten yang tidak dapat di umpan dan bagian yang akan dilas. Zona yang terpengaruh panas, logam cair, dan elektroda tungsten semuanya dilindungi dari kontaminasi atmosfer oleh pelindung gas yang diumpankan melalui Torch GTAW. Gas inert (biasanya Argon) sifatnya tidak aktif. Gas pelindung berfungsi untuk melindungi lasan dan menghilangkan sifat aktif di udara sekitarnya. Gas inert, seperti Argon dan Helium, tidak bereaksi secara kimiawi atau bergabung dengan gas lain. Mereka tidak menimbulkan bau dan transparan, memungkinkan visibilitas maksimum bagi tukang las dari busur. Dalam beberapa kasus, gas Hidrogen dapat ditambahkan untuk meningkatkan travel speed.

Proses GTAW dapat menghasilkan suhu hingga 35.000 ° F (19.426 ° C). Torch menyumbangkan panas hanya ke benda kerja. Jika logam pengisi diperlukan untuk membuat pengelasan, dapat ditambahkan secara manual dengan cara yang sama seperti yang ditambahkan dalam proses pengelasan oksiasetilen, atau dalam situasi lain dapat ditambahkan menggunakan pengumpan kawat dingin.

GTAW digunakan untuk mengelas baja, baja tahan karat, paduan nikel seperti Monel® dan Inconel®, titanium, aluminium, magnesium, tembaga, kuningan, perunggu, dan bahkan emas. GTAW juga dapat mengelas logam yang berbeda satu sama lain seperti tembaga ke kuningan dan baja tahan karat ke baja ringan.

Keuntungan Pengelasan GTAW

  • Concentrated Arc - Memungkinkan kontrol yang tepat dari masukan panas ke benda kerja yang menghasilkan zona sempit yang terpengaruh panas.
  • No Slag - Tidak ada terak/fluks dengan proses ini; yang menghalangi pandangan tukang las saat kawah las meleleh.
  • Tanpa Percikan atau Percikan - Tidak ada transfer logam melintasi busur. Tidak ada spatter dan tidak ada percikan yang dihasilkan.
  • Sedikit Asap - Dibandingkan dengan proses pengelasan busur lainnya seperti pengelasan dengan elektroda inti atau fluks, hanya sedikit asap yang dihasilkan. Pada dasarnya logam yang dilas mungkin mengandung pelapis atau elemen seperti timbal, seng, tembaga, dan nikel yang dapat menghasilkan asap berbahaya. Pastikan ventilasi yang baik disediakan, terutama di ruang terbatas.
  • Mengelas lebih banyak logam dan paduan logam daripada proses pengelasan busur lainnya.
  • Sangat baik untuk mengelas bahan tipis.
  • Cocok untuk mengelas logam yang berbeda menjadi satu.


Kekurangan Pengelasan GTAW

  • Travel Speed lebih lambat daripada proses lainnya.
  • Tingkat deposisi logam pengisi yang lebih rendah.
  • Membutuhkan keterampilan koordinasi tangan dan mata.
  • Sinar UV lebih terang dari proses lainnya.
  • Biaya peralatan bisa lebih tinggi dibandingkan dengan proses lainnya.
  • Konsentrasi gas pelindung dapat menumpuk dan menggantikan oksigen saat pengelasan di area terbatas - beri ventilasi di area tersebut dan / atau gunakan penyedot asap dekat busur untuk menghilangkan asap dan gas pengelasan. Jika ventilasi buruk, kenakan respirator bersuplai udara yang direkomendasikan.


Memilih Sumber Daya GTAW

Pilihan sumber daya TIG dapat ditentukan oleh jenis dan ketebalan material yang akan di las. Ini akan menentukan apakah kita memerlukan mesin untuk semua logam yang dapat dilas kecuali Aluminium dan Magnesium (DC) atau yang untuk semua logam yang dapat dilas (AC / DC). Hal yang perlu dipertimbangkan meliputi :
  • Jenis logam yang akan dilas (Aluminium, Baja, Stainless, dll.).
  • Ketebalan bahan yang akan dilas.
  • Solusi paket yang sesuai dengan aplikasi pengelasan.
  • Komponen aksesori yang menambah kinerja sistem.
  • Ukuran Fisik Mesin Inverter / Transformer Rectifier.
Sistem Pengelasan GTAW 


Sumber Referensi

"Guidelines For Gas Tungsten Arc Welding (GTAW)", Penerbit :  Miller Electric Mfg. LLC. Tahun : 2018