Contoh Soal Teori GMAW 092020

Teknik pengontrolan distorsi seperti pada gambar di bawah, adalah ....


Gambar 1


a. Pre Heating
b. Pre Setting
c. Jig, Clamp & Fixture
d. Hammering
e. Pinning

Efek distorsi tidak dapat sepenuhnya dihilangkan tetapi dapat dikontrol. Gambar dibawah ini di sebut dengan DISTORSI ....


Gambar 2


a. Longitudinal
b. Transversal
c. Angular
d. Undercut
e. Overlap

Welding deformasi/distorsi disebabkan oleh .....

a. Voltage terlalu tinggi.
b. Gap terlalu besar.
c. Step pengelasan salah
d. Pengelasan horizontal.
e. Mesin Las Baru

Metode inspeksi (pemeriksaan) hasil las terdiri dari 2 golongan, yaitu ...

a. Bending Tets & Tensile Test.
b. NDT & DT
c. Tensile Test & UTD.
d. Uji Tarik & Uji Mikro.
e. Uji Rockwell & Brinnel

Terjadinya lipatan cairan las yang terjadi di luar garis las sehingga menutupi toe of weld, di sebut ....

a. Under Cut
b. Blow hole
c. Over lap
d. Penetrant.
e. Arc Strike


Gambar 3

Perhatikan (Gambar 3) di atas dengan teliti ! Pertanyaannya ; No. 1 di sebut dengan ....... 

a. Travel direction : Arah pengelasan
b. Electrode : Kawat Las
c. Base Metal : Logam dasar
d. Arc : Busur Las
e. Weld Puddle : Cairan las

Perhatikan (Gambar 3) di atas dengan teliti ! Pertanyaannya ; No. 2 di sebut dengan ....... 

a. Travel direction : Arah pengelasan
b. Electrode : Kawat Las
c. Base Metal : Logam dasar
d. Arc : Busur Las
e. Weld Puddle : Cairan las

Perhatikan (Gambar 3) di atas dengan teliti ! Pertanyaannya ; No. 3 di sebut dengan ....... 

a. Travel direction : Arah pengelasan 
b. Electrode : Kawat Las 
c. Base Metal : Logam dasar 
d. Arc : Busur Las 
e. Weld Puddle : Cairan las 

Perhatikan (Gambar 3) di atas dengan teliti ! Pertanyaannya ; No. 4 di sebut dengan ....... 

a. Gas Pelindung
b. Electrode : Kawat Las 
c. Base Metal : Logam dasar 
d. Arc : Busur Las 
e. Weld Puddle : Cairan las 

Perhatikan (Gambar 3) di atas dengan teliti ! Pertanyaannya ; No. 5 di sebut dengan ....... 

a. Logam Las (Weld Metal)
b. Electrode : Kawat Las 
c. Base Metal : Logam dasar 
d. Arc : Busur Las 
e. Weld Puddle : Cairan las 


Gambar 4

Perhatikan gambar Welding Gun (Gambar 4) di atas dengan teliti, No. 1 di sebut dengan ......

a. Nozzle
b. Contact Tip
c. Gas Diffuser
d. Conductor Tube
e. Trigger (Pelatuk)

Perhatikan gambar Welding Gun (Gambar 4) di atas dengan teliti, No. 2 di sebut dengan ......

a. Nozzle
b. Contact Tip
c. Gas Diffuser
d. Conductor Tube
e. Trigger (Pelatuk)

Perhatikan gambar Welding Gun (Gambar 4) di atas dengan teliti, No. 3 di sebut dengan ......

a. Nozzle 
b. Contact Tip
c. Gas Diffuser
d. Conductor Tube
e. Trigger (Pelatuk)

Perhatikan gambar Welding Gun (Gambar 4) di atas dengan teliti, No. 4 di sebut dengan ......

a. Nozzle
b. Contact Tip
c. Gas Diffuser
d. Conductor Tube
e. Trigger (Pelatuk)

Perhatikan gambar Welding Gun (Gambar 4) di atas dengan teliti, No. 5 di sebut dengan ......

a. Nozzle
b. Contact Tip
c. Gas Diffuser
d. Conductor Tube
e. Trigger (Pelatuk)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan sebelum memulai pekerjaan adalah :

a. Manusia,mesin, cara awal, material lingkungan
b. Manusia, Mesin, Methode, Material, lingkungan
c. Langkah -langkah awal dan akhir pekerjaan
d. Mesin dan alat bantu pekerjaan
e. Prosedur pekerjaan

Pada proses pengelasan GMAW/MAG biasanya menggunakan polaritas DC – RP sering juga disebut DC – EP artinya : 

a. Elektroda disambung ke kutub positif.
b. Elektroda disambung ke kutub negative.
c. Clam massa disambung ke kutub positif.
d. Contact Tip pada kutub negatif
e. Contact Tip tersumbat

Sinar atau cahaya yang terdapat pada proses las adalah :

a. Sinar tampak, Infra merah dan Ultra Violet.
b. Sinar X , dan sinar gamma.
c. Sinar X, Sinar Infra ret dan radiasi.
d. Sinar X, Sinar Infra ret dan alfa.
e. Sinar terang

Gas pelindung untuk pengelasan MAG (Metal Active Gas) menggunakan :

a. Gas argon
b. Gas CO2
c. Gas helium
d. Gas Oksigen
e. Gas H2S

Gas pelindung untuk pengelasan MIG (Metal Inert Gas) menggunakan :

a. Gas argon
b. Gas CO2
c. Gas helium
d. Gas Oksigen
e. Gas H2S

Gas pelindung untuk pengelasan GMAW yang paling efisien menggunakan :

a. Gas argon
b. Gas CO2
c. Gas helium
d. Gas Oksigen
e. Gas H2S


Setelah di BACA, silakan lakukan pengerjaan soal lainnya DI SINI, terimakasih.


* SEMOGA BERMANFAAT *

Pengelasan Sambungan T (Posisi 1F dan 2F) Menggunakan SMAW


Tujuan Instruksional


Setelah mempelajari dan berlatih tugas ini, peserta diharapkan mampu mengelas sambungan  T tiga jalur pada pelat posisi di bawah tangan (flat) menggunakan SMAW dengan memenuhi  kriteria : 

  • Tebal jalur 6 mm 
  • Bentuk jalur rata atau cembung 
  • Beda permukaan jalur maks. 0,5 mm 
  • Tidak terjadi overlap 
  • Undercut maksimal 0,5 mm 
  • Keropos maks. 4mm2 . 
  • Lack of fusion 0% 

Alat dan Bahan

Alat

  • Seperangkat mesin SMAW 
  • Satu set alat keselamatan dan kesehatan kerja SMAW 
  • Satu set alat bantu SMAW. 

Bahan

  • Pelat baja lunak 2 pcs ukuran 80 x 200 x 5 mm dan 50 x 200 x 5 mm  
  • Kawat elektroda AWS E.6013 diameter 2,6 mm

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

  1. Gunakan helm/ kedok las yang sesuai (shade 10-11). 
  2. Rapihkan sisi-sisi tajam pelat dengan grinda atau kikir. 
  3. Pakailah pakaian kerja dan / atau jaket las yang aman dan sesuai. 
  4. Yakinkan bahwa sirkulasi udara di tempat kerja cukup baik ( operasikan sistem pengisap/ sirkulasi udara ) 
  5. Gantilah kaca filter jika sudah rusak. 
  6. Ikuti langkah kerja secara benar 
  7. Hati-hati dengan benda panas hasil pengelasan. 
  8. Tanyakan hal-hal yang belum difahami kepada pembimbing sebelum melakukan pekerjaan. 


Gambar Kerja

Sambungan T Posisi 1F






Sambungan T Posisi 2F





Langkah Kerja

  1. Siapkan peralatan SMAW dan alat-alat bantu. 
  2. Siapkan bahan las ukuran 2 pcs ukuran 80 x 200 x 5 dan 50 x 200 x 5 mm 
  3. Atur besar arus las antara 70 – 90 A 
  4. Lakukan las catat pada kedua ujung sambungan, serta tempatkan benda kerja pada posisi di bawah tangan ( bentuk T sudut 45 derajat ). 
  5. Lakukan pengelasan pada jalur pertama dengan posisi sudut elektroda antara 75 – 85 derajat arah maju dan sudut 90 derajat terhadap bidang rata pengelasan.  
  6. Periksakan hasil las pada pembimbing sebelum melanjutkan pada jalur berikutnya. 
  7. Lakukan menyetelan kembali pada mesin las (jika diperlukan) dan lihat kriteria hasil las yang perlukan. 
  8. Lakukan pengelasan pada jalur kedua dengan posisi sudut elektroda antara 75 – 85 derajat arah mundur dan sudut 60 - 70 derajat terhadap bidang rata pengelasan. 
  9. Lakukan pengelasan jalur ketiga dengan metode yang sama dengan jalur kedua. 
  10. Lanjutkan pengelasan pada sisi ke dua sampai selesai, dan bertanyalah pada pembimbing bila ada hal-hal yang kurang dipahami, terutama tentang teknik pengelasannya. 
  11. Bersihkan dan dinginkan benda kerja . 
  12. Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa. 
  13. Ulangi pekerjaan jika belum mencapai kriteria yang ditetapkan. 

Video berikut menjelaskan tentang mengelas 1F menggunakan proses SMAW, semoga tidak membosankan dan ada manfaat yang bisa di ambil.


Mengelas SMAW Posisi 1F





Mengelas SMAW Posisi 2F





Sumber Referensi 

  • "DASAR LAS MIG-MAG/ GMAW (Basic Gas Metal Arc Welding)" Penerbit : Indonesia Australia Partnership for Skills Development, Batam Institutional Development Project, Tahun 2001.
  • "Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan", Penerbit : Kemenaker RI, Tahun : 2018.

Las Busur Terendam (SAW) : Mesin dan Peralatan Las SAW

SAW (Submerged Arc Welding)



Pengelasan busur terendam dapat digunakan untuk berbagai benda kerja yang sangat luas. Metode ini cocok untuk pengelasan tumpul dan fillet untuk aplikasi seperti bagian struktur di kapal, pembuatan bejana tekan, balok jembatan, pipa air, tutup lembaran tipis dan sebagainya. Selain itu, prosesnya sangat efektif untuk aplikasi cladding, mis. saat melapisi baja karbon ringan dengan stainless bahan baja, atau saat menyimpan bahan keras di atas substrat yang lebih lunak.

Pengelasan busur terendam umumnya dilakukan di dalam ruangan di bengkel fabrikasi. Kerja luar ruangan selalu membawa risiko tingkat kelembapan yang tidak diinginkan masuk ke dalamnya sambungan atau fluks dan menghasilkan porositas las. Jika las busur terendam harus dilakukan di luar ruangan, tindakan pencegahan khusus harus dilakukan, seperti pembangunan atap di atas area kerja.

Pengelasan busur terendam paling efisien jika sambungan dapat diisi dengan lintasan sesedikit mungkin. Jika saat mengerjakan baja ringan, benda kerja dapat dibalik dan jika bahannya tidak terlalu tebal, manik sering diaplikasikan dari setiap sisi sambungan. Jika dasar bahan adalah baja paduan, prosedur multi-lintasan biasanya diperlukan. Hal ini menghasilkan peningkatan biaya proses, tetapi untuk banyak benda kerja keekonomisannya Prosesnya masih cukup menarik untuk pengelasan busur terendam agar biaya lebih efektif daripada pengelasan manual menggunakan elektroda berlapis. Selain itu, akan ada lebih sedikit cacat las dengan pengelasan otomatis.

Prinsip Pengelasan Busur Terendam

Bahan pengisi adalah elektroda kawat kontinu yang tidak dilapisi, diterapkan bersama dengan aliran fluks berbutir halus, yang disuplai dari hopper fluks melalui sebuah tabung. Hambatan listrik elektroda harus serendah mungkin untuk memfasilitasi pengelasan pada arus tinggi, sehingga arus pengelasan disuplai ke elektroda melalui kontak yang sangat dekat dengan busur dan tepat di atasnya. Busur terbakar di atas rongga yang diisi dengan gas dan uap logam. Ukuran dari rongga di depan busur dibatasi oleh bahan dasar yang tidak dilebur, dan di belakangnya oleh las cair. Bagian atas rongga dibentuk oleh fluks cair. Diagramnya juga menunjukkan lasan yang dipadatkan dan fluks yang dipadatkan, yang menutupi lasan dalam lapisan tipis dan yang selanjutnya harus dibuang. Tidak semua fluks yang disuplai habis. Kelebihan fluks dapat disedot dan digunakan kembali.


Skema : Prinsip Las Busur Terendam


Fluks juga memiliki efek isolasi termal, dan dengan demikian mengurangi kehilangan panas dari busur. Hasilnya lebih banyak energi masukan tersedia untuk proses pengelasan yang sebenarnya itu sendiri daripada kasus dengan proses yang melibatkan busur terbuka. Efisiensi termal lebih besar dan laju pengelasan lebih cepat. Bisa disimpulkan bahwa las busur terendam memiliki efisiensi termal sekitar 90%, dibandingkan dengan nilai perkiraan sekitar 75% untuk pengelasan MMA. Pengelasan busur terendam dapat dilakukan dengan menggunakan DC atau AC.


Voltage and Current Control.

Voltage and current control atau trafo las berfungsi sebagai pengatur arus dan tegangan output yang dibutuhkan untuk pengelasan busur listrik. Selain itu juga terdapat banyak pengaturan lain pada trafo las untuk SAW ini. Contohnya adalah laju pengelasan dan tingkat pengumpanan flux. Pada umumnya trafo las sudah dilengkapi dengan roda untuk berjalan pada jalur tertentu yang sudah di setting. Pada trafo las jenis stationary tidak dilengkapi dengan roda karena pada pengelasan ini yang bergerak adalah materialnya bukan mesinnya. 

Trafo las bisa mengakomodasi keperluan kelistrikan untuk pengelasan busur listrik hingga 2 umpanan kawat sekaligus. Tetapi pemakaian 2 trafo las untuk 2 umpanan kawat sekaligus juga merupakan metode yang banyak diterapkan di lapangan. Karena pekerjaan pengelasan SAW biasanya digunakan untuk sambungan panjang dan bisa berdurasi lebih dari 10 menit pada sekali jalan. Maka mesin las SAW diharuskan memiliki duty cycle 100% pada arus listrik yang digunakan, untuk menjaga stabilitas performa mesin selama proses pengelasan. 

Electrode Wire Reel

Electrode wire reel adalah bagian yang berbentuk gulungan yang berguna untuk menampung gulungan filler metal dan mengarahkan kawat tersebut kearah pengumpan untuk diumpankan. Gulungan kawat tersebut biasanya dijual dalam satuan dengan berat 7 kilogram. 

Flux Hopper

Flux hopper adalah komponen mesin SAW yang berfungsi sebagai penampung pasir flux serta mengumpankannya ke dalam kawah las. Untuk mengatur tingkat pengumpanan pasir flux kedalam kawah terdapat sebuah katup yang dapat di atur secara manual oleh welding operator. Gaya gravitasi akan bekerja dan membuat pasir flux pada penampungan turun untuk merendam busur listrik secara terus menerus. Pada model yang lebih baru pengaturan bukaan katup dapat diatur pada mesin las. 

Unfused flux recovery tube

Unfused flux recovery tube adalah bagian yang berfungsi untuk mengumpulkan bagian flux yang tidak mencair menjadi slag. Karena sebagian besar dari pasir flux tidak tersentuh busur listrik sehingga tidak mencair, maka pasir flux ini masih memiliki bisa digunakan kembali sehingga harus dikumpulkan. Mekanisme kerja komponen ini mirip seperti vacuum cleaner. Selang yang digunakan untuk menyedot pasir – pasir flux diletakkan pada bagian belakang rangkaian dan sedikit jauh dari pengumpan kawat dan flux untuk mencegah gangguan pada saat proses las berjalan. 

Electrode wire reel

Electrode wire reel adalah gulungan kawat las yang memiliki diameter kawat diantara 1.6 mm hingga 6 mm. Kawat las ini juga tersedia versi puntir nya yang berfungsi untuk meniru gerakan ayunan pada proses las manual. Elemen untuk penambahan alloy juga ditambahkan pada kawat las ini untuk mengendalikan komposisi kimia dari logam las. Selain itu kawat las SAW juga dilapisi dengan tembaga untuk meningkatkan konduktivitas dan memudahkan proses penyalaan busur.


Skema Mesin Las Busur Terendam (SAW)


Sumber Referensi 

  • "Submerged Arc Welding", Penerbit : ESAB AB SE--695 81 LAXÅ SWEDEN, Tahun : 2008.
  • "Buku Informasi Membuat Sambungan Las Kampuh (GROOVE)", Penerbit : Kementerian Ketenagakerjaan R.I, Tahun : 2018.

PROSEDUR PENGELASAN PADA PELAT POSISI FLAT DAN HORIZONTAL

Prosedur Umum

Secara umum, prosedur-prosedur yang harus dilakukan setiap kali akan, sedang dan setelah pengelasan dengan menggunakan GMAW adalah meliputi hal-hal berikut ini : 
  • Adanya prosedur pertolongan pertama pada kecelakaan ( P3K ) dan prosedur penanganan kebakaran yang jelas/tertulis.
  • Periksa sambungan-sambungan kabel las, yaitu dari mesin las ke kabel las dan dari kabel las ke benda kerja / meja las serta sambungan dengan tang las.. Harus diyakinkan, bahwa tiap sambungan terpasang secara benar dan rapat.
  • Periksa saklar sumber tenaga, apakah telah dihidupkan.
  • Pakai pakaian kerja yang aman.
  • Konsentasi dengan pekerjaan.
  • Setiap gerakan nozzle / kawat elektroda harus selalu terkontrol.
  • Berdiri secara seimbang dan dengan keadaan rileks.
  • Periksa, apakah penghalang sinar las/ ruang las sudah tertutup secara benar.
  • Tempatkan tang elektroda pada tempat yang aman jika tidak dipakai.
  • Selalu gunakan kaca mata pengaman ( bening ) selama bekerja di dalam bengkel.
  • Bersihkan terak atau percikan las sebelum melanjutkan pengelasan berikutnya.
  • Matikan mesin las bila tidak digunakan.
  • Jangan meninggalkan tempat kerja dalam keadaan kotor dan kembalikan peralatan yang dipakai pada tempatnya.


Persiapan Bahan Las 

Persiapan bahan las tiap jenis proses pengelasan pada prinsipnya tidak berbeda, terutama bila dibandingkan dengan persiapan bahan las pada proses Las Busur Manual (SMAW), baik persiapan sambungan tumpul ( butt ) maupun untuk sambungan sudut ( fillet ), kecuali WPS untuk pekerjaan tertentu menghendaki lain. 

Pembuatan Kampuh Las 

Pembuatan kampuh las dapat di lakukan dengan beberapa metode, tergantung bentuk sambungan dan kampuh las yang akan dikerjakan. Metode yang biasa dilakukan dalam membuat kampuh las, khususnya untuk sambungan tumpul dilakukan dengan mesin atau alat pemotong gas (brander potong). Mesin pemotong gas lurus (Straight Line Cutting Machine) dipakai untuk pemotongan pelat, terutama untuk kampuh-kampuh las yang di bevel, seperti kampuh V atau X, sedang untuk membuat persiapan pada pipa dapat dipakai Mesin pemotong gas lingkaran (Circular Cutting Machine) atau dengan brander potong manual atau menggunakan mesin bubut. 

Namun untuk keperluan sambungan sudut ( fillet ) yang tidak memerlukan kampuh las dapat digunakan mesin potong pelat (guletin) berkemampuan besar, seperti Hidrolic Shearing Machine. Adapun pada sambungan tumpul perlu persiapan yang lebih teliti, karena tiap kampuh las mempunyai ketentuan-ketentuan tersendiri, kecuali kampuh I yang tidak memerlukan persiapan kampuh las, sehingga cukup dipotong lurus saja. 

Las Catat 

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan las catat (tack weld) adalah sebagai berikut : 

  • Bahan las harus bersih dari bahan-bahan yang mudah terbakar dan karat.
  • Pada sambungan sudut cukup di las catat pada kedua ujung sepanjang penampang sambungan (tebal bahan tersebut). Bila dilakukan pengelasan sambungan sudut ( T ) pada kedua sisi, maka konstruksi sambungan harus 90 derajat terhadap bidang datarnya. Bila hanya satu sisi saja, maka sudut perakitannya adalah 3 - 5 derajat menjauhi sisi tegak sambungan, yakni untuk mengantisipasi tegangan penyusutan / distorsi setelah pengelasan.
Persiapan Sambungan T



  • Pada sambungan tumpul kampuh V, X, U atau J perlu dilas catat pada beberapa tempat, tergantung panjang benda kerja. Untuk panjang benda kerja standar untuk uji profesi las (300 mm) dilakukan tiga las catat, yaitu kedua ujung dan tengah dengan panjang las catat antara 15 -20 mm atau tiga sampai empat kali tebal bahan las. Sedang untuk panjang benda kerja dibawah atau sama dengan 150 mm dapat di las catat pada kedua ujung saja

Persiapan Sambungan Tumpul Kampuh V



Metode Pengelasan 

Arah Pengelasan 

Arah pengelasan yang dapat dilakukan pada las menggunakan GMAW ada dua, yaitu arah maju dan arah mundur Pengelasan arah maju (Push/Forehand) adalah apabila holder atau welding gun atau tang las dipegang tangan kanan, arah pengelasan dimulai dari sisi kanan ke kiri. Pengelasan arah mundur (Pull/Backhand)  adalah apabila holder atau welding gun atau tang las dipegang tangan kanan, arah pengelasan dimulai dari sisi kiri ke kanan. 


Arah Pengelasan


Dari kedua arah pengelasan tersebut, untuk konstruksi yang sedang dan berat, arah maju lebih dianjurkan, dengan alasan dalam proses pengelasan akan terjadi cleaning action pada permukaan yang disambung lebih baik, di samping itu jalur yang akan dilas akan dapat dilihat dengan kebih jelas apabila dibanding dengan arah mundur. Walaupun demikian arah pengelasan mundur lebih sering digunakan pada pengelasan logam yang tipis.


Gerakan/Ayunan Tang Las 

Gerakan/ayunan tang las (welding gun) pada GMAW, terutama dipengaruhi oleh: 
  • Bentuk sambungan 
  • Tebal bahan 
  • Lebar persiapan sambungan 
  • Jenis bahan 
  • Posisi pengelasan. 
Gerakan/ayunan tang las diupayakan lurus, apabila tidak memungkinkan gerakan lurus (misal pengelasan arah naik) diusahakan menggunakan ayunan ke samping seminimal mungkin. Misal lebar ayunan untuk setiap jalur maksimal 15 mm. Berikut ini disajikan beberapa bentuk gerakan/ayunan pengelasan yang banyak digunakan pada pengelasan menggunakan GMAW, terutama pengelasan pada posisi tegak : 


Gerakan/Ayunan Tang Las

Sudut Pengelasan 

Salah satu faktor yang ikut menentukan kualitas hasil pengelasan adalah sudut pengelasan. Yang dimaksud dengan sudut pengelasan adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan bahan dengan tang las/ welding gun.

Sudut pengelasan yang disarankan pada beberapa posisi adalah seperti berikut:  

Posisi 1F dan 2F


Posisi 2G


Posisi 3F


Sumber Referensi 

  • "DASAR LAS MIG-MAG/ GMAW (Basic Gas Metal Arc Welding)" Penerbit : Indonesia Australia Partnership for Skills Development, Batam Institutional Development Project, Tahun 2001.
  • "Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan", Penerbit : Kemenaker RI, Tahun : 2018.

Simbol Pengelasan Sambungan Fillet dan Sisi

Las Fillet dan Sisi, Backing Run, Las Alur dan Bevel, dan Las Plug atau Slot

  • Gambar 1 mengilustrasikan las pengisi. Kecuali ditentukan lain, panjang kaki (Leg Lenght) biasanya sama.

Gbr 1. Ilustrasi dan Simbol Las Fillet


  • Gambar 2 menunjukkan lasan sisi. Simbol ISO dan AWS adalah cukup mirip dan digambar di atas dan di bawah garis referensi masing-masing, keduanya menunjukkan lasan di sisi panah. Namun, tidak ada kemungkinan kebingungan karena lasan tepi hanya bisa disimpan di satu sisi.

Gbr 2. Ilustrasi dan Simbol Las Sisi



  • Gambar 3 menunjukkan backing run atau las. Ini bukan pengelasan satu sisi, karena simbol ini tidak digunakan sendiri. Itu disimpan di sisi berlawanan dari sambungan ke lasan utama, jadi kedua sisi harus dapat diakses.
Gbr 3. Ilustrasi dan Simbol Las Backing Run/Backing


  • Standar AWS menyertakan simbol untuk flare-V-groove dan flare- pengelasan bevel-groove. Las flare-V-groove, ditunjukkan pada Gambar 4, adalah lasan dalam alur yang dibentuk oleh dua bahan dengan permukaan melengkung. Las flare-bevel-groove, yang ditunjukkan pada Gambar 5, adalah las dalam alur dibentuk oleh bahan dengan permukaan melengkung yang bersentuhan dengan planar. Aplikasi paling umum untuk pengelasan ini adalah di pengelasan batang penguat.


Gbr 4. Ilustrasi dan Simbol Las Flare V Groove




Gbr 5. Ilustrasi dan Simbol Las Flare Bevel Groove

  • Gambar 6 menunjukkan las plug atau slot, yang berbentuk lingkaran atau lubang memanjang diisi penuh dengan logam las. Ukuran lubang harus dibatasi untuk menghindari distorsi yang berlebihan.

Gbr 6. Ilustrasi dan Simbol Las Plug atau Slot


Lokasi Simbol Las Fillet

Seperti pada pengelasan butt, simbol las untuk pengelasan fillet terletak di garis referensi terhubung ke panah yang menunjuk ke salah satu sisi bersama. Dalam sistem ISO, simbol las di sisi panah adalah ditempatkan pada garis kontinu dan simbol las di sisi lain ditempatkan pada garis putus-putus. Di sistem AWS, simbol untuk las di sisi panah ditempatkan di bawah garis kontinu tunggal dan simbol las di sisi lain ditempatkan di atas garis. Hal ini diilustrasikan pada Gambar 7-10 untuk sambungan-T dan sambungan di mana dua pelat datar berada dilas ke pelat datar lain di sudut kanan dan pada sumbu yang sama.

  • Gambar 7 menunjukkan tampilan akhir sambungan-T dengan satu fillet las. Bentuk pengelasan biasanya tidak ditampilkan pada gambar teknik.

Gbr 7. Simbol Las Sambungan T (Fillet)


  • Gambar 8, menunjukkan Kedua lasan berada pada sambungan yang berbeda, yaitu tidak membentuk las fillet ganda. Oleh karena itu, dua panah terpisah diperlukan untuk menunjukkan dua pengelasan fillet tunggal.

Gbr 8. Simbol Las Fillet


  • Pada Gambar 9 ada las fillet ganda di sebelah kiri penampang dan satu las fillet di sisi kanan. Simbol lasan pengisi selalu ditarik dengan kaki tegak di sebelah kiri.

Gbr 9. Simbol Las Fillet Ganda



  • Untuk sambungan pada Gambar 10, kebutuhan untuk menunjukkan dua simbol, satu di setiap sisi anggota vertikal, dapat dihindari dengan penggunaan lebih banyak dari satu garis panah. Praktik ini tidak secara khusus diizinkan di ISO 2553 tetapi di AWS A2.4-98 dinyatakan bahwa dua atau lebih panah dapat digunakan dengan satu garis referensi untuk menunjuk ke lokasi di mana lasan yang identik ditentukan.

Gbr 10. Simbol Las Fillet

Latihan ini harus digunakan dengan hati-hati untuk menghindari menggambar dengan minimal simbol las dan banyak garis panah berselang-seling melintasi gambar.


Sumber Referensi 

  • "Welding symbols on drawings" Penerbit : Woodhead Publishing Limited, Abington Hall, Abington Cambridge CB1 6AH, England,  Tahun 2005.

Simbol Pengelasan Sambungan Tumpul (Butt/Groove Weld)

Las Sambungan Tumpul (Butt atau Groove Weld)

Simbol pengelasan sambungan tumpul (butt / groove) ditunjukkan pada gambar - gambar di bawah ini. 

  • Gambar 1 mengilustrasikan las butt / groove V tunggal, yang merupakan bentuk yang paling umum dari persiapan tepi untuk jenis pengelasan ini.

Gambar 1



Simbol Las V Tunggal


  • Gambar 2 menunjukkan las alur persegi. Lasan ini terbatas pada ketebalan bahan tergantung pada proses pengelasan  yang digunakan. Jika pendukung strip digunakan, maka ketebalan bahan bisa meningkat.


Gambar 2



Simbol Las Alur Persegi



  • Gambar 3 menunjukkan las bevel butt / groove. Tepi ini persiapan biasanya digunakan jika hanya memungkinkan untuk menyiapkannya tepi bagian yang berdampingan.


Gambar 3



Simbol Las Alur Bevel Tunggal


  • Gambar 4 mengilustrasikan las butt / groove U tunggal, yaitu digunakan untuk membatasi jumlah logam las yang dibutuhkan, pada tebal bahan lebih dari 12mm.


Gambar 4



Simbol Las Alur U Tunggal



  • Gambar 5 menunjukkan las butt / groove J tunggal. Lasan ini digunakan untuk membatasi jumlah logam las yang dibutuhkan di bagian yang lebih besar tebal lebih dari 16mm jika hanya memungkinkan untuk menyiapkan satu tepinya bagian yang berdampingan.

Gambar 5

Simbol Las Alur J Tunggal



  • Gambar 6 menggambarkan las tumpul (butt) antara pelat dengan sisi terangkat (ISO) atau Las Sisi pada flanged groove joint (AWS). 



Gbr 6. Las Alur Sisi



Simbol Las Alur Sisi

  • Gambar 7 dan 8 menunjukkan las V tunggal dan las bevel tunggal dengan lebar permukaan akar. Simbol-simbol ini termasuk dalam ISO 2553 tetapi tidak di AWS A2.4–98. Dimensi permukaan akar ditentukan dalam ISO 9692: 1992. Permukaan akar 2–3mm ditentukan untuk ketebalan bahan 5–40 mm, sedangkan untuk pengelasan butt single-V Gbr. 1 maksimum permukaan akar 2 mm digunakan untuk ketebalan 3–10 mm. 

Gbr 7. Las Alur V Tunggal dengan Permukaan Akar Las


Simbol Las Alur V Tunggal dengan Permukaan Akar Las





Gbr 8. Las Alur bevel tunggal dengan permukaan akar las




Simbol Las Alur bevel tunggal dengan permukaan akar las


Lokasi Simbol Las Butt/Groove

  • Gambar 9 - 11 menunjukkan lokasi simbol pengelasan butt / groove. Untuk pengelasan butt single-V yang ditunjukkan pada Gambar 9, simbol pengelasan terletak di garis referensi yang terhubung ke panah menunjuk ke satu sisi sambungan. Panah bisa menunjuk ke lasan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9, atau penampang seperti yang ditunjukkan pada Gambar 10.

Gbr 9



Gbr. 10


  • Gambar 11 menunjukkan las butt / groove bevel tunggal di mana garis panah menunjuk ke tepi sambungan yang akan disiapkan dengan bevel. Standar AWS menetapkan bahwa hanya ada satu tepi sambungan untuk dipersiapkan, seperti pada las kemiringan tunggal atau alur-J, garis panah harus digambar dengan jeda seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11, dengan panah menunjuk ke tepi yang di bevel. Garis panah tidak perlu dibengkokkan jika sudah jelas yang mana tepi sambungan harus miring atau jika tidak ada preferensi untuk itu sisi mana yang harus disiapkan.

Gbr. 11




Sumber Referensi 

  • "Welding symbols on drawings" Penerbit : Woodhead Publishing Limited, Abington Hall, Abington Cambridge CB1 6AH, England,  Tahun 2005.



Elektroda Las Busur Manual (Logam Pengisi)

Pemilihan logam pengisi las berupa elektroda las / filler metal electrode sebagai logam pengisi dalam proses pengelasan sangat berpengaruh dalam menentukan mutu hasil pengelasan, begitu juga fluks dan gas sebagai pelindung (shielding). Berkaitan dengan sifat mekanis logam las yang dikehendaki maka apabila salah dalam pemilihan akan menyebabkan kegagalan pengelasan.

Pada proses SMAW, logam pengisi yang digunakan di sebut dengan elektroda berselaput (Elektroda Terbungkus), yang terdiri dari bagian :
  • Kawat inti (core wire rod) yang berfungsi sebagai logam pengisi.
  • Coating (pembungkus) berupa fluk berfungsi sebagai pelindung pada proses pengelasan dan pada saat penyimpanan.

Konstruksi Elektroda Terbungkus


Kawat Inti

Kawat inti yang berfungsi sebagai logam pengisi ini terbuat dari bahan logam yang disesuaikan dengan logam induk yang akan di las, bisa mild steel, low carbon steel, alloy steel dll. Yang mempunyai ukuran diameter antara 1,2 ÷ 6 mm dengan panjang antara 250 ÷ 450 mm. Komposisi kimia dari kawat inti ini cukup berpengaruh terhadap sifat mekanis dari logam las yang terbentuk, dan yang paling berpengaruh terhadap sifat mekanik logam las ini adalah material dari coating (pembungkus) yaitu fluksnya. 

Pembungkus/Salutan (Coating)

Dalam proses pengelasan, pembungkus elektroda ini akan terbakar dan membentuk terak (slag) cair yang kemudian membeku sehingga melindungi logam las dari pengaruh atmosfir atau mencegah terhadap kontaminasi dari udara sekitarnya. Jika pengelasan busur dilakukan dengan elektrode telanjang, elektrode akan menempel pada logam induk, menghalangi penyalaan busur atau menyebabkan busur mati. Hal ini menghasilkan rigi yang tidak teratur dan lubang-lubang cacing.

Klasifikasi dan Kodefikasi Elektroda SMAW

Menurut Klasifikasi sistem Amerika ( A W S ) 
Misal : 
  •  AWS  A5.1 , ASTM 233 untuk Mild Steel 
  •  AWS  A5.5 , ASTM 316 untuk Low Alloy Steel 


Arti Simbol Standar


  • E 60 XX : Kuat tarik logam las 60.000 psi 
  • E 70 XX : Kuat tarik logam las 70.000 psi 
  • E XX 10 : Semua posisi, DC EP, Selulosa, penetrasi dalam 
  • E XX 11 : Semua posisi, AC, DC EP, Selulosa 
  • E XX 12 : Semua posisi, AC, DC EN, Rutile 
  • E XX 13 : Semua posisi, AC, DC, Rutile 
  • E XX 14 : Semua posisi, AC, DC, Iron Powder Rutile 
  • E XX 15 : Semua posisi, DC EP, Basic Hydrogen Rendah 
  • E XX 16 : Semua posisi, AC, DC EP, Basic Hydrogen Rendah + garam potasium 
  • E XX 18 : Semua posisi, AC, DC EP, Basic Hidrogen Rendah + 30% Serbuk besi 
  • E XX 20 : Posisi F,H, AC, DC EN, Mineral + oksida besi / Silikat 
  • E XX 24 : Posisi F,H, AC, DC, Typical Mineral, Rutile, Serbuk besi 
  • E XX 27 : Posisi F,H, AC, DC EN, Mineral + Serbuk besi 
  • E XX 28 : Posisi F,H, AC, DC EP, Hydrogen Rendah, Basic + 50% Serbuk  besi 
  • E XX 30 : Posisi F only, Mineral + Serbuk besi / Silikat 
  • E XX 48 : Khusus Vertikal turun, AC, DC EP, Kalium Hydrogen Rendah, Serbuk besi 

Penyimpanan Elektroda Las 

Oven elektroda dipergunakan untuk penyimpanan. Penyimpanan elektroda untuk mendapatkan hasil las yang baik adalah : 
  • Disimpan ditempat kering, terutama untuk low hydrogen basic elektrode 
  • Pengepakan dari pabrik sebagai proteksi untuk menghindari pengaruh humidity harus baik 
  • Elektroda yang mempunyai humidity > 50% diharuskan disimpan di oven (sesuai dengan rekomendasi pabrik) 
  • Elektroda hydrogen rendah sangat kritis dan sangat mudah menyerap kelembaban 
  • Jika container / pack dibuka, hanya untuk digunakan periode 8 jam, apabila masih ada sisa harus disimpan di oven dengan temperatur 300 – 350 derajat C selama 2 jam 
  • Jika container dibuka, elektroda basic harus disimpan pada oven dengan temperatur 100 – 150 derajat C selama minimum 4 jam 
  • Ruang penyimpanan elektroda basic harus dikontrol dengan humidity < 50% Electrode selulosa tidak harus selalu di oven (rebaking), karena mempunyai level kelembaban 3 ÷ 7%, sehingga tidak mempunyai efek dalam proses las.

Sumber Referensi 

  • "Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub Bidang Pengelasan SMAW", Penerbit : Depnakertrans RI, Tahun 2009.