Perbedaan Mengelas Single Pass (Bead) dengan Multi Pass (Bead)

Apa itu Weld Pass / Beads ?....  Apa itu Weld Layers ??

Yang di maksud dengan Weld Pass / Beads yaitu Alur (rigi - rigi atau jalur / Pass) las yang di buat oleh tukang las, sementara Weld Layers adalah lapisan alur las yang di buat dengan cara di tumpuk berulang ulang  mulai dari bawah sampai ke atas. Mengelas benda kerja atau pelat yang tebal misal ketebalan pelat 10 mm, 12 mm, 20 mm, 50 mm dan seterusnya. Pada sambungan fillet atau groove tentu tidak cukup dengan hanya sekali membuat alur, mengingat ketebalan yang dimiliki oleh benda atau pelat yang akan di las.

Gbr 1. Weld Beads dan Weld Layers


Multi Layers Multi Pass

Seperti terlihat pada gambar 2 di bawah ini, terlihat bahwa sebuah sambungan tumpul (groove) dengan backing yang di las dengan cara multi layer dan multi pass dan terdiri atas 6 layer 11 pass. Mengapa di sebut demkian, dikarenakan di las dengan beberapa lapisan juga alur las. Jika gambar tersebut dilihat dengan seksama, maka terlihat jelas bahwa mulai dari layer 3 atau lapis ketiga terdiri atas dua pass / alur las (alur las no. 3 dan no. 4). Sementera layer terakhir yang paling atas, terdiri atas tiga pass / alur las (alur las no. 9, no. 10 dan no. 11). Hal tersebut dilakukan karena sudut kampuh yang besar lebih dari 30 derajat dan pelat yang lebih tebal dari 10 mm.

Gbr 2. Multi Layer & Multi Pass


Multi Layers Single Pass

Gambar ke 3 di bawah ini menunjukan bahwa sambungan tumpul (groove) tersebut di las dengan multi layer dan single pass dimana ada 7 layer dan 7 passMengapa di sebut demkian, dikarenakan di las dengan beberapa lapisan juga alur las. Jika gambar tersebut dilihat dengan seksama, maka terlihat jelas bahwa mulai dari layer 1 sampai layer ke 7, semua lapis atau layer hanya di las dengan 1 pass, sehingga di sebut dengan multi layer dan single pass. Hal tersebut dilakukan karena sudut kampuh yang besar 30 derajat dan pelat yang tebalnya kurang atau sama dengan 10 mm.

Gbr 3. Multi Layer Single Pass


*Semoga Bermanfaat*



 

CARA MENGOPERASIKAN OVERHEAD CRANE

LANGKAH – LANGKAH PENGANGKATAN

1. Sesuaikan kapasitas crane dengan benda yang akan diangkat.


2. Pilih alat bantu ( sling, Hook ) yang sesuai dengan bendanya.



3. Posisikan crane tegak lurus dengan benda.





4. Pasang sling/hook pada titik angkat.



5. Pastikan sling /Hook sudah terpasang dengan benar dan aman ( dengan cara "DILIHAT BUKAN DIPEGANG " ).

6. Tekan push Button " UP " hingga wire rope dan sling tegang (benda belum terangkat).

7. Lihat kembali No 5 dan check kelurusan Crane & benda kerja minimal dari 2 Sumbu.

8. Ambil jarak minimal 1 meter dari benda. Dilarang memegang benda pada saat mengangkat.



9. Bila aman ,pengangkatan dapat dilanjutkan ( maksimal 20 Cm dari permukaan).



LANGKAH – LANGKAH PEMINDAHAN

1. Pastikan Mengetahui arah pada Push Button ( E,W ,S & N ).



2. Tekan push Button sesuai arah yang dimaksud .Jaga kestabilan benda ( Tidak berayun ).

3. Posisi Operator berada di belakang benda yang dipindah ( Tidak boleh mendahului benda dan menghadapi benda ). Jarak operator ke benda Minimal 1 Meter.




4. Benda yang diangkat tidak boleh melintasi rekan kerja ( Lintasi daerah yang aman ) Saat berhenti.



5. Pastikan Benda sudah benar benar berhenti mengayun ( Jangan menahan ayunan)




LANGKAH – LANGKAH PENURUNAN

1. Siapkan ganjal bila diperlukan .Pilih ganjal yang aman. Letakkan ganjal dengan posisi tangan tidak berada diantara ganjal dan benda kerja.




2. Jika harus memutar posisi benda kerja dengan cara mendorong maka dorong pada titik aman ( dari kemungkinan terjepit dan tergores ).




3. Tekan Push Button " DOWN " hingga mendekati ganjal ( 5 Cm ) dari permukaan ganjal. Turunkan benda hingga benda menyentuh perlahan lahan.


4. Pastikan benda dalam kondisi stabil ( Tidak goyang ).

5. Tekan "DOWN " hingga sling kendur .Lepas sling dari ikatan .Pastikan Sling bebas dari benda kerja ( Tidak tersangkut ).




6. Tekan "UP" hingga sling setinggi 2 meter dari lantai.



Budaya Kerja di Industri

Ketika Seseorang ingin bekerja di Perusahaan PMA Seperti PT. Komatsu Group Indonesia, maka sangat diharapkan agar memahami hal hal sebagai berikut :

  • Apa itu 5K dan tujuannya ?
  • Apa itu LOTO dan utk apa ?
  • Apa itu Horenso ?
  • Apa itu 3H dan Apa pentingnya ?
  • Apa itu yoss check, mengapa harus yoss check ?
  • Apa itu KYT dan HIRAC ?
  • Apa itu MUDA MURA MURI ?
  • Apa itu OH Crane dan bagaimana cara mengoperasikan ?

5K (Ketelitian, Kerapihan, Kebersihan, Kesegaran & Kedisiplinan)

Adalah merupakan basic mentality bagi karyawan PT Komatsu Group Indonesia yang mempunyai tujuan supaya apabila diaplikasikan dengan baik bisa :
  1. Menciptakan lingkungan kerja yang aman (safety)
  2. Menciptakan kualitas baik suatu pekerjaan
  3. Menciptakan produktifitas yang tinggi dalam bekerja

LOTO (Log Out Tag Out)

Adalah suatu cara atau metode yang bertujuan agar terhindar dari suatu kecelakaan akibat hal yang tidak disengaja sehingga bisa mengakibatkan jatuh korban pada suatu pekerjaan, seperti :
  • Perbaikan mesin
  • Pengecekan
  • Modifikasi

Contoh : Ada seorang yang sedang melakukan pakerjaan kelistrikan tetapi ada orang lain yang tidak tahu memindahkan switch ON, sehingga mengakibatkan orang yang sedang bekerja tersengat aliran listrik.

LO adalah Log Out : mengunci sumber energi seperti listrik, air pressue hydraulic dengan suatu alat yang dikuncikan pada switch valve atau tombol sehingga sumber energi tidak bisa bekerja.

TO adalah Tag Out adalah suatu kartu informasi yang menggambarkan sedang ada pekerjaan, kartu informasi tersebut dipasangkan berbarengan ditempat yang sama dengan Log Out-nya.

3H (Hajimete, Henkou, Hisashiburi)

Hajimete sesuatu yg baru atau ygpertama
Contoh orang baru. Mesinbaru. Cara baru. Pekerjaan baru dll
Henkou adalah segala sesuatu yang mengalami perubahan atau pergantian
Hisashiburi adalah yg sdh lama tdk dikerjakan atau mengejakan dilakukan kembali
3H adalah aspek yg potensi mengakibatjan syatu accident
Untuk itu kita harus senantiasa waspada

3 S

Senyum
Sapa
Salam
Budayakan 3S dengan siapa saja terutama kepada yang lebih tua.

SCW (Stop, Call, Wait)


Hentikan Hubungi dan tunggu bila ; Terjadi problem, ketidak standaran, Keanehan, Keraguan dan lainya. Jangan berspekulasi dan coba - coba.

Yoss Check

Yosh check adakah suatu cara bentuk konfirmasi atau kewaspadaan dengan cara DilihatDitunjuk lalu Diucapkan. Apapun yang akan dilakukan sebelum, selama dan setelah melakukan Sesuatu yang bertujuan agar terhindar dari : kecelakaan, kelupaan atau tertinggal.

Quality Assurance & Quality control

Kepuasan pelanggan adalah Quality assurance, Siapa pelanggan itu: process terdekat setelah kita Bisa dicapai dengan aktifitas Quality control

Quality control adalah:
  1. Tidak menerima
  2. Tidak membuat
  3. Tidak mengirim
Barang Not Good (NG)

Eviden Quality control adalah Checksheet. Check sheet adalah lembar data pengecekan yang terdiri dari suatu : Standar, Toleransi dan Aktual dari suatu aktivitas kerja yang dilakukan.

Bekerja Diketinggian

Adalah posisi suatu process kerja yang berpotensi orang bisa terjatuh

Ruang Terbatas

Ruang terbatas adalah ruang yang akses keluar masuk hanya satu.

Restricted Area

Adalah daerah atau area yang tidak boleh dilalui atau dimasuki Di Komatsu diimplermentasikan seperti : Tidak boleh melintas batas, contohnya : Berjalan tidak sesuai route yang ditetapkan atau berjalan melintasi mesin.

 

Contoh Soal Melaksanakan Rutinitas Pengelasan GMAW

Berikut ini adalah contoh contoh pertanyaan dan jawaban dari beberapa soal yang terkait dengan Topik Proses Pengelasan Gas Metal (GMAW), yaitu sebagai berikut ini :


Posisi torch yang bagus apabila kampuh las menggunakan backing ceramic adalah :

Posisi Welding Torch

Jawaban : Gambar a

Berikut ini adalah bentuk kampuh :

a. Butt Joint 
b. Double V
c. Square Butt 
d. Single V
e. T joint

Porosity adalah cacat las berupa lubang kecil yang tampak pada permukaan penampang las, hal tersebut terjadi karena :

a. Ayunan elektrode terlalu cepat 
b. Ayunan elektrode terlalu besar
c. Percikan logam pengisi mendahului busur las 
d. Elektrode terlalu besar
e. Adanya kotoran pada permukaan yang akan dilas
 

Yang bukan NDT test terhadap hasil pengelasan adalah 

a. Magnetic Particle Test
b. Liquid Penetrant Test 
c. Bend test
d. Radiography Test
e. Ultrasonic Test
 

Mana dari pernyataan dibawah ini yang bukan pernyataan pengujian /pemeriksaan yang dilakukan sebelum pengelasan:

a. Pemeriksaan peralatan las 
b. Pemeriksaan material las
c. Verifikasi prosedur pengujian 
d. Pengujian kualifikasi juru las 
e. Pemeriksaan kampuh las


Inspeksi sebelum pengelasan dilakukan dengan harus mengecek kondisi berikut ini, kecuali :

a. Persiapan permukaan yang akan dilas
b. Ukuran strip, logam pengisi penahan balik 
c. Penyetelan (Fit-up) bagian yang akan dilas 
d. Pengukuran hasil Kampuh las 
e. Pembersihan dari kotoran / lemak dan minyak

Inspeksi visual pada saat pengelasan dilakukan dengan pengecekan hal hal berikut ini, kecuali :

a. Proses las
b. Hasil lasan
c. Logam pengisi
d. Fluk atau gas pelindung 
e. Suhu antar jalur
 

Pemeriksaan hasil las dapat dilakukan dengan cara :kecuali 

a. Visual test
b. Non Destructive test 
c. Destructive test
d. Burning test
e. Penetrant test
 

Yang tidak termasuk dalam kategori Destructive test adalah :

a. Tensile test 
b. Bending test
c. Penetrant test 
d. Macro etsa
e. Impact test

Yang tidak termasuk dalam jenis jenis cacat las adalah :

a. Crack 
b. Slag
c. Gap
d. Porosity 
e. Undercut
 

Cacat las yang terjadi akibat bagian belakang dari penembusan las ada yang tidak lebur disebut :

a. Concavity
b. Slag on back side 
c. Incomplete weld 
d. Incomplete melt 
e. Base metal burn
 

Rusaknya bahan dasar pada tepi pengelasan akibat tersentuh oleh elektrode pada waktu mulainya pengelasan disebut :

a. Arc strikes
b. Oxidation 
c. Burn through 
d. Melt through 
e. Discoloration

Alat untuk mengukur / membuka dan menutup aliran gas secara otomatis adalah….

a. Flow meter
b. Penetra meter 
c. Heater
d. Tip body
e. Selenoide
 

Salah satu unit alat untuk menjalankan elektrode proses GMAW adalah….

a. Welding Torch 
b. Wire feeder
c. Transformer
d. Nozzle 
e. Motor

Pengoperasian remote control untuk mengatur….

a. Aliran gas pelindung
b. Ampere dan Voltage
c. Kecepatan kawat las
d. Kabel las
e. Gas pelindung
 

Uji coba peralatan las yang baru selesai dirangkai diperlukan untuk menjamin bahwa….

a. Paralatan dapat berfungsi sesuai spesifikasi 
b. Efisiensi peralatan lebih tinggi
c. Terjaminnya busur listrik 
d. Hasil pengelasan lebih baik 
e. Faktor keamanan peralatan

Untuk kebenaran suatu mesin las bila dipakai agar amper dan voltase lebih akurat , hal ini dapat diuji dengan cara….

a. Uji simetris amper dan voltase 
b. Uji kalibrasi amper dan voltase 
c. Uji karborasi amper dan voltase 
d. Uji isolasi amper dan voltase
e. Uji efektifitas amper dan voltase
 

Pengaturan gas CO 2 dalam tabung glas terdapat angka angka satuan yaitu….

a. Kg liter/ menit 
b. Kgf liter / menit 
c. Liter / menit
d. Kg meter / menit
e. Kg / menit
 

Salah satu peralatan GMAW disebut dengan Wire Feeder , dalam alat tersebut terdapat komponen speed roller yang fungsinya adalah….

a. Alat untuk menjepit Wire
b. Alat untuk memutar wire 
c. Alat untuk membagi wire
d. Alat untuk mengarahkan wire 
e. Alat untuk memutus wire
 

Pemeriksaan harian terhadap mesin las gas terletak pada bagian mesin…. 

a. Saklar
b. Sambungan kabel arde
c. Sambungan listrik bagian dalam mesin
d. Getaran dan bau ketika mesin dinyalakan 
e. Debu didalam mesin
 

Pada saat kita akan memasang elektrode wire pada mesin las maka langkah yang harus diperhatikan adalah….

a. Memeriksa corong gas pada torch 
b. Ukuran roll wire feeder
c. Switch ON / OFF
d. Kabel input dan output
e. Mulut lubang gas dan ujung kontak
 

Pada mesin las GMAW terpasang regulator gas CO2 dimana pada regulator tersebut perlu dipasang kabel daya pemanas yang fungsinya….

a. Menjaga normalisasi aliran gas agar regulator tidak membeku 
b. Menjaga agar daya dorong gas / tekanan gas tidak tetap
c. Mengembalikan gas yang terbuang dari regulator 
d. Membantu pengeluaran gas agar lebih besar 
e. Menahan aliran balik gas daro regulator

Pengelasan dengan plat tebal diatas 12 mm maka yang harus dipersiapkan adalah….

a. Ukuran panjangnya 
b. Ukuran lebarnya
c. Bevel / Groove 
d. Permukaannya
e. Bagian ujung material

Persiapan sudut bevel untuk salah satu plat tebal diatas 10 mm berkisar antara….

a. 15 derajat 
b. 20 derajat 
c. 30 derajat 
d. 45 derajat 
e. 60 derajat

Pemberian las ikat dipergunakan agar posisi pengelasan tetap stabil pada posisinya dilakukan pada….

a. kedua ujungnya agak masuk
b. tengah tengah lasan
c. salah satu ujungnya
d. seluruh panjang lasan
e. kedua ujung bagian terluar

Pemilihan logam pengisi banyak ditentukan oleh keterkaitannya dengan pernyataan dibawah ini, kecuali….

a. Jenis proses las yang digunakan 
b. Jenis material yang akan dilas
c. Desain sambungan las
d. Perlakukan panas (preheat, post heat) 
e. Jenis sambungannya

Agar dapat memilih elektrode yang sesuai dan dapat menghasilkan sambungan yang dapat diterima sesuai standar maka logam pengisi harus mempunyai sifat….

a. Lebih lentur dari logam induknya 
b. Lebih keras dari logam induknya
c. Lebih rendah dari logam induknya
d. Sesuai dengan sifat logam induknya 
e. Lebih kuat dari logam induknya

Persiapan material dapat diidentifikasi selain pernyataan dibawah ini….

a. Menyiapkan dua logam dengan kampuhnya
b. Siapkan potongan logam penahan bagian belakang 
c. Berikan Bevel 30o
d. Hilangkan sisik sisik logam
e. Berikan galur galur pada sisi yang dibevel

Plat mild steel termasuk dalam kelompok ….

a. Baja karbon rendah 
b. Baja karbon sedang 
c. Baja karbon tinggi
d. Baja tuang 
e. Baja tempa

Alat yang dipersiapkan untuk mengukur arus las adalah….

a. Flow meter 
b. Mano meter 
c. Tang amper 
d. Tacho meter 
e. Voltmeter

Persiapan material yang dilakukan pada landasan meja kerja harus mempunyai kriteria sebagai berikut….

a. Material harus bertumpu secara merata
b. Material harus sekecil mungkin bersinggungan dengan meja kerja 
c. Material harus diberi penumpu antara
d. Mateial harus terletak pada penumpu antara
e. Material harus terletek miring sebelah menghadap juru las

Baja yang dikategorikan baja karbon rendah atau baja lunak biasanya dipergunakan untuk pembuatan….

a. Struktur mesin 
b. Poros
c. Roda gigi
d. Mur 
e. Baja roll biasa

Arc Start dan Arc Force Fungsinya untuk apa ?

Arc force itu biasanya digunakan untuk mengatur besar kecilnya busur api dan settingannya lebih kecil dari pada ampere utama. Tujuannya agar kawat las tidak menempel pada material yang di las.


Arc Force Pada Mesin SMAW

Mesin las itu ada 2 output yaitu Constan-Current (CC) Machine dan Constant Voltage (CV) Machine. SMAW dan TIG (GTAW) termasuk kategori mesin las CC, sedang GMAW (MAG dan MIG) serta FCAW termasuk kategori mesin CV. Mesin jenis CC umumnya dipakai secara manual, sedangkan mesin jenis CV bisa manual untuk kapasitas kecil dan juga umum dipakai untuk otomatis dengan robot welding. Jadi dipasaran ada mesin las yang dijual bisa dipakai untuk 2 metoda las yaitu SMAW dan TIG dalam 1 mesin karena sama-sama jenis mesin CC. Kembali ke pembahasan "Arc Start", Arc start umumnya ada di mesin TIG, dimana "Arc start" bertujuan agar busur las (arc) mudah dinyalakan (di-start) yaitu menggunakan teknologi "frequensi tinggi" (high frequency arc). Sehingga welder mudah menyalakan busur saat memulai pengelasan. Untuk pertanyaan "Arc Force" umumnya ada dipengaturan (setting) mesin SMAW jenis digital. "Arc Force" (gaya busur listrik) berkaitan dengan kemampuan (gaya) busur untuk menembus pelat baja yang di las (penembusan - digging). Pengaturannya bisa 10% sampai 100%. Semakin besar persen "arc force" nya maka semakin dalam daya tembusnya sesuai ukuran ampere-nya yang disetting awal, namun semakin besar arc force nya, akar las (root) yang terbentuk menjadi lebih besar dan spatter (puncratan busur) bisa lebih banyak, suara busurnya pun agak berisik serta hasil bead lasnya tidak mulus (smooth). 

Mesin SMAW yang outputnya Constant Current, artinya sekali di set arusnya misalnya 100A maka nilai arus tersebut akan constant di rentang antara 95 - 105 A, artinya saat mengelas, welder yang terampil punya kemampuan mengatur ketinggian ujung elektroda dan permukaan pelat yang di las, ketinggian tersebut disebut panjang busur (arc length) dimana akan menentukan tegangan busur dalam volt. Kalau weldernya kurang terampil maka tegangan busur tersebut akan turun naik sesuai panjang busurnya sehingga arus yang digunakan juga sedikit bervariasi. Tapi kalau weldernya terampil menjaga ketinggian ujung elektroda yang meleleh dengan permukaan pelat yang di las, maka arus akan tetap konstan. Oleh karena itu, peran welder tersebut secara manual yang mengatur arus tersebut agar tetap konstan sebenarnya. Jadi untuk mesin yang dipakai manual seperti TG dan SMAW disebut dengan konstan arus (constant current). Sedangkan GMAW disebut dengan constant-voltage (CV), artinya saat welder men-set voltase busur (panjang busur) nya katakan 25 volt, maka ketinggian panjang busur antara ujung kawat pejal di mesin GMAW yang diumpan akan kontant di ketinggian 6 mm misalnya. Arti nya bila gagang las dinaikan, maka panjang busur akan naik katakan jadi 8mm, tapi karena mesin las ini punya karakter "constant voltage", maka saat itu juga (detik itu) kawat yang diumpan akan menyesuaikan (self-adjustment) di panjang 6mm (25 vott) seperti awal pengaturan (set). Itulah prinsip kerja mesin las yang harus dipahami lebih dahulu oleh para pekerja las (welder, welding supervisor, WI dan WE). Artinya mesin las GMAW apapun yang dibuat oleh beberapa negara akan ada dibuat setting (pengaturan) nya dengan voltase pada mesin GMAW untuk set operasi nya, sedang Ampernya sebenarnya untuk mengatur "kecepatan umpan kawat" nya yang setting tombol Ampernya (arusnya) sudah di buat penyesuaian (pengaturan) antara "kecepan umpan kawat" dan "besar arus" yang tertulis di tombol Amper nya tersebut. jadi produk yang buatan China, sebenarnya agar para welder dipermudah pengaturannya, dimana Amper yang diset tsb merupakan pengaturan dari kecepatan umpan kawat. Demikian mudah2an jadi lebih paham Prinsip Kerja Mesin Las SMAW, TIG serta mesin las GMAW. 

Di GMAW, ada teori di buku handbook tentang "metal transfer" (transfer lelehan logam). Jika seting parameter voltase nya dan ampernya kecil, maka akan terjadi "short arc transfer" dimana parameter ini cocok untuk mengelas pelat tipis. Jika setting parameternya dengan voltase 30 volt dan amper sekitar 250A (tergantung diameter kawatnya ada 0.8, 1.2 dan 1.6mm) maka transfer logamnya akan "spray transfer". Itupun tergantung gas pelindung yang dipakai. Kalau pakai 100 % argon atau campuran gas argon 70% dan CO2 30%, maka transfernya masih bisa terjadi "spray transfer". Tapi kalau CO2 100% atau gas campuran yang CO2 nya lebih dari 30% maka tidak akan diperoleh "spray transfer" tetapi hanya "Globular Transfer" yang umumnya terjadi spatter (puncratan logam cair). Sekedar tambahan pengetahuan metal transfer pada GMAW. 

Soal - Soal Teknik Pengelasan



  • Angka 6 pada gambar simbol pengelasan di atas menunjukkan ........
a. Lebar lasan 6 mm
b. Panjang kaki las 6 mm
c. Tinggi lasan 6 mm
d. Panjang lasan 6 mm
e. Jarak lasan 6 mm

  • Agar menghasilkan pengelasan yang baik dan sempurna, langkah — langkah apa yang perlu dilakukan ?
a. Memiliki peralatan yang serba baru
b. Prosedur pengelasan yang tepat dan benar
c. Memilih yang akan dilas sesuai dengan elektrodenya
d. Mencari tempat yang lapang agar memudahkan pengelasan
e. Mengeringkan elektrode dalam kamar pemanas

  • Apa yang terjadi bila waktu pengelasan ayunan elektrode terlalu melebar ?
a. Porosity
b. Slag inclusion
c. Under cut
d. Penetrasi kurang
e. Crack

  • Alur las terlalu lebar bila dibanding dengan tebal plat, hal ini disebabkan oleh .........
a. Arus terlalu rendah
b. Jarak elektrode terlalu tinggi
c. Jarak elektrode terlalu nempel
d. Kecepatan megelas terlalu tinggi
e. Kecepatan mengelas terlalu lambat

  • Porosity adalah cacat las berupa lubang — lubang kecil yang tampak pada permukaan penampang las, biasanya disebabkan oleh hal — hal berikut kecuali ........
a. Elektrode basah
b. Kampuh kotor
c. Arus terlalu besar
d. Udara sewaktu mengelas terlalu basah
e. Gas yang berasal dari galvanisasi

  • Apabila stang elektrode dihubungkan dengan kutub negatif, maka mesin las ini diseting dengan polaritas
a. Lurus 
d. Bolak - balik
b. Searah 
e. Naik
c. Balik

  • Apabila daerah pinggir lasan termakan busur las dan tidak terisi oleh logam las, hal ini dinamakan cacat las ........
a. Overlap
d. Porositas
b. Pin hole
e. Cracking
c. Under cut

  • Kode posisi las untuk sambungan sudut posisi horizontal adalah .......
a. 1 - F
d. 4 - F
b. 2 - F
e. 5 - F
c. 3 - F

  • Elektrode jenis low hydrogen sebelum dipakai harus dioven dengan temperatur ........
a. 100 C
b. 2000 C
c. 350 C
d. 4500 C
e. 5000 C

  • Yang dimaksud las elektrode terbungkus adalah ........
a. Busur listrik terbentuk diantara logam induk dan ujung elektrode karena panas
    dari busur ini maka logam induk dan ujung elektrode mencair dan kemudian
    membeku bersama
b. Pemantap busur dan penyebab kelancaran pemindahan butrir — butir cairan logam
c. Sumber terak atau gas yang dapat melindungi logam cair terhadap udara
d. Elektrode las yang ada di pasaran biasanya dibungkus dengan campuran bahan — bahan fluks
e. Busurnya ditimbulkan dengan menggunakan listrik arus AC


  • Busur listrik timbul antara batan wolfram dan logam induk dan dilindungi oleh gas argon disebut ........
a. Las MIG
b. Las TIG
c. Las busur rendam
d. Las gaya berat
e. Las busur listrik

  • Cara mengelas dimana logam cair ditutup dengan fluks dan logam pengisi berupa kawat pejal diumpankan terus menerus disebut .........
a. Las SMAW
d. Las GTAW
b. Las GMAW
e. Las SAW
c. Las OAW

  • Apa pengertian dari elektrode seri E 7016 ?
a. Kekuatan tarik min. 70 psi
b. Kekuatan tarik min. 7000 psi
c. Kekuatan tarik maks. 7000 psi
d. Kekuatan tarik min. 70.000 psi
e. Kekuatan tarik maks. 70.000 psi

  • Elektrode dihubungkan pada terminal positif dan benda kerja dihubungkan pada terminal negatif disebut pengkutuban .........
a. Pengkutuban langsung dengan arus DC
b. Pengkutuban terbalik dengan arus DC
c. Pengkutuban langsung dengan arus AC
d. Pengkutuban terbalik dengan arus AC
e. Sirkuit las busur dengan elektrode negatif

  • 7. Untuk menentukan besarnya arus yang digunakan dalam pengelasan adalah ........
a. Sesuai ketebalan plat yang digunakan
b. Sesuai dengan ukuran diameter elektrode
c. Sesuai dengan kapasitas mesin las
d. Sesuai dengan besarnya kabel las
e. Sesuai dengan posisi pengelasan

  • Apa akibat penggunaan arus terlalu rendah dalam mengelas :
a. Busur listrik tidak stabil
b. Terlalu banyak tumpukan las
c. Penembusan kurang baik
d. Terak sukar dibersihkan
e. Semua jawaban benar

  • Arti huruf G pada posisi pengelasan 1G, 2G, 3G, 4G adalah ........
a. Good
d. Grade
b. Groove
e. Gouge
c. Gap

  • Porosity adalah cacat las berupa lubang kecil yang tampak pada permukaan penampang las, hal tersebut terjadi karena ........
a. Ayunan elektrode terlalu cepat
b. Ayunan elektrode terlalu besar
c. Karena elektrode basah dan kotoran pada permukaan yang akan dilas
d. Amper terlalu besar
e. Percikan logam pengisi mendahului busur las

  • Apa yang terjadi bila waktu pengelasan pemakaian arus terlalu besar dan anyunan elektrode yang terlalu pendek :
a. Under cut
d. Slag Unclution
b. Porosity
e. Penetrasi kurang
c. Crack

Melakukan Pengujian Dye Penetrant

Tipe dan Metode Penetrant Test


1. System Water Washable Fluorescent Penetrant

Dalam sistem ini pembersihan dilakukan dengan menggunakan air. Penetran terdiri dari minyak untuk penetrasi, zat warna, zat pengemulsi dan zat penyetabil.
Keuntungannya sebagai berikut :
  • Indikasi mudah dilihat dan terang sekali
  • Mudah dan ekonomis, sekali dilapiskan langsung dicuci
  • Cepat terutama untuk benda uji kecil
  • Baik digunakan untuk permukaan kasar
Kerugian sebagai berikut :
  • Kurang baik untuk mendeteksi cacat yang dangkal
  • Tidak baik bila pencucian berlebih
  • Mudah berubah oleh kontaminan, terutama air
  • Sensitivitas dipengaruhi oleh asam, terutama asam dan senyawa cromat
  • Bila benda uji tidak boleh kena air, sistem tidak dipakai
  • Pemeriksaan harus menggunakan sinar ultraviolet di ruang gelap
Procces Water Washable Fluorescent Penetrant

2. System Post Emulsified Fluorescent Penetrant

Dalam sistem ini pembersihan dilakukan juga dengan air. Penetran tidak mengandung zat pengemulsi. Zat pengemulsi dilapiskan setelah penetran masuk ke dalam celah. Tanpa melapiskan zat pengemulsi, Penetran tidak dapat dibersihkan dari permukaan benda uji.

Keuntungan :
  • Dapat digunakan untuk mendeteksi cacat terbuka yang dangkal
  • Sensitivitas tinggi walaupun cacatnya halus
  • Konsentrasi zat warna tinggi -> hasil lebih jelas
  • Waktu penetrasi pendek
  • Asam dan senyawa kromat tidak mengganggu sensitivitas
Kerugian :
  • Sistem dilakukan dalam dua tahap sebelum pembersihan akhir, jadi lebih lama
  • Selisih waktu antara pelapisan penetran dan emulsifier sangat kritis
  • Benda uji seperti ulir sukar dicuci karena emulsifier tdk dapat mencapai celah yang sempit
  • Lebih mahal

Procces Post Emulsified Fluorescent Penetrant

3. System Solvent Removable Fluorescent and Nonfluorescent Penetrant

Sistem ini sebaiknya dipakai bila metoda water washable tidak dapat digunakan, karena kelebihan penetran dilakukan dalam dua tahap, yaitu:
  1. Benda uji dilap dengan lap bersih dan kering,
  2. Dilap dengan solven.
Sistem solvent removable sangat menguntungkan untuk spot test.

Procces System Solvent Removable Fluorescent and Nonfluorescent Penetrant

Prosedur Dalam Melakukan Penetrant Test

1. Pre-Cleaning

Hal - hal yang harus dilakukan pada tahapan Pre Cleaning, yaitu :
  • Detergen
  • Solvent
  • Vapour Degresing
  • Larutan pembuang kerak
  • Pembuang/pengupas cat
  • Pembersih ultrasonik
  • Blasting
  • Pembakaran
  • Pengeringan setelah pembersihan

Mengupas Cat

Blasting

2. Aplikasi Cairan Penetrant

Hal - hal yang harus dilakukan pada tahapan Aplikasi Cairan Penetrant, yaitu :
  • Pencelupan (dipping)
  • Penyemprotan (Spraying)
  • Pemulasan
  • Penyemprotan elektrostatik
Temperatur penetrant dan permukaan yang akan diuji harus berada di antara 5˚C – 52˚C selama pengujian berlangsung.

Pencelupan

Penyemprotan

Pemulasan

Penyemprotan Elektrostatik

3. Pembersihan Kelebihan cairan Penetrant

Hanya bagian kecil penetran dapat masuk ke dalam cacat sehingga ada sisa penetran yang terdapat pada permukaan. Sisa penetran yang terdapat dipermukaan harus dibersihkan sehingga hanya cairan penetran yang berada pada celah (cacat).

Di lap dengan kain

Di semprot dengan air

4. Aplikasi Developer

Developer berfungsi menyedot cairan yang terdapat dalam celah sehingga akan timbul indikasi pada lapisan developer. Indikasi ini akan menunjukkan adanya cacat.

Tiga macam developer :
  1. Developer basah
  2. Developer kering
  3. Developer Basah non aquaeos
Developer basah

Developer Kering


5. Inspeksi Visual

Inspeksi hasil uji penetrant fluorenscent:
  • Panjang indikasi menunjukkan panjang cacat
  • Lubang kecil akan menghasilkan indikasi berupa titik
  • Retakan akan menghasilkan indikasi garis
uji penetrant fluorenscent:

Inspeksi hasil uji penetran non fluorenscent:
  • Indikasi berwarna merah menunjukkan adanya cacat
uji penetran non fluorenscent

Prosedur Kerja Penetrant Test

Benda Uji

Tahapan kerjanya adalah sebagai berikut :
  • Permukaan yang akan diperiksa, harus bersih dari kotoran, debu, grease atau lainnya, yang mungkin menyumbat/menutup celah, minimal berjarak 25 mm (kiri-kanan) Material yang akan di check /PT tidak oleh di Blasting lasannya.
  • Pergunakan bahan-bahan penetran sesuai dengan prosedur.
  • Bersihkan daerah yang dicheck, semprotkan cleaner, dan ditunggu sampai kering dengan sendirinya, pengeringan kurang lebih 5 menit.
  • Selama pengecekan, temperatur udara diantara 16 ~ 52°C.
  • Semprotkan penetrant pada bagian yang di check, pada jarak sekitar 20 cm. Bersihkan penetrant yang meluber diluar daerah pengecekan (+/- 25 mm kiri-kanan). Biarkan penetrant meresap pada daerah yang diperiksa selama +/- 10 menit atau sesuai petunjuk pabrik pembuatanya.
  • Setelah waktu penetrasi tercapai, penetran pertama-tama dibersihkan dengan lap halus/majun, perhatikan cara menyapunya satu arah saja. Selanjutnya bersihkan jejak penetrant dengan majun/lap yang dibasahi cleaner dan disapukan satu arah, sampai didapatkan jejak-jejak penetrant bersih
  • Biarkan kering dengan sendirinya
  • Semprotkan developer pada daerah yang diperiksa
  • Hasil pemeriksaan didapatkan setelah 7 menit, tetapi setelah 30 menit waktu pengembangan tidak diakui sebagai indikasi. Jadi pemeriksaan harus dilakukan setelah tercapai 7 menit.
  • Ukur cahaya pada daerah yang di examination ukuran cahaya 1000 Lux
  • Setelah hasil pemeriksaan didapatkan, segera dilakukan post cleaning, yaitu bekas-bekas penetrant dibersihkan dengan majun dan disemprotkan cleaner dan dibersihkan sehingga seperti keadaan semula sebelum dilakukan pemeriksaan.

Referensi

Materi Pelatihan Daring Visual Test and Dye-Penetrant for Welding, BBPPMVP BOE Malang. Juni 2021.

PENGELASAN SAMBUNGAN TUMPUL (GROOVE) PELAT dengan PELAT

Menghilangkan Las Cantum (Tack Weld) Sesuai Prosedur

Tack Weld pada hakekatnya adalah las yang pendek. Mengingat kegunaannya hanya untuk sementara, yakni mengunci penyetelan. Setelah pengelasan akar selesai tack weld dibuka kembali, maka biasanya tack weld dilaksanakan dengan amper rendah, sehingga akibatnya bermuka cembung (convex). Karena muka cembung terciptalah takik takik dikedua sisi tack weld tersebut yang berpotensi untuk menghasilkan retak jempol kaki. Karenanya tack weld ibarat sebagai buah simalakama, diperlukan namun sekaligus membahayakan. Itulah sebabnya disini disarankan makin sedikit tack weld digunakan makin baik. Sebagai pengganti penggunaan sirip penyetel yang menggunakan tack weld, dapat digunakan klem mekanis. 

Untuk tack weld yang dilaksanakan di bagian dalam Kampuh las, jika pelaksananya adalah juru las yang tidak berkualifikasi , maka tack weld harus dibongkar Sebelum dilewati las akar. Untuk tack weld dalam kampuh las yang dilaksanakan Oleh juru las yang berkualifikasi, bekas tack weld dapat langsung dilebur bersama las akar . Walaupun hanya satu buah tack weld, namun jika WPS las produksi menentukan harus menggunakan pemanasan awal,  maka pelaksanaan tack weld pun harus didahului dengan pemanasan awal. Sambungan logam dasar di tack weld, untuk mencegah atau mengontrol distorsi pada waktu mengelas. Pengelasan ini dapat dilakukan dalam satu, dua, atau tiga pass, seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

Tack Weld Sambungan V

Jika dilakukan dalam satu operasi, welder harus menggunakan gerakan weaving untuk mendistribusikan logam bahan tambah pada alur-V dan sehingga memperoleh fusi yang kuat. Jika menggunakan dua atau lebih manik las untuk menyelesaikan pengelasan, maka welder seharusnya membersihkan manik las terlebih dahulu sebelum membuat manik las selanjutnya. Hal ini berfungsi untuk mencegah masukkan terak dalam manik las atau pass selanjutnya. 

Penembusan pada pengelasan ini ringan, dan dibuat di atas permukaan logam dasar Untuk menjamin penembusan sempurna pada alur las, seharusnya menggunakan metode lubang kunci. Lubang kunci hanya dapat dilihat pada lintasan pertama atau akar (root pass). Seiring dengan kawah busur membentuk dan meleleh melalui logam yang lebih tipis pada muka akar (root face), maka akan terbentuk lubang kecil. Lubang kunci secara continue diisi ketika las bergerak maju. Lubang kelihatan seperti lubang kunci model lama, lihat gambar di bawah ini :

Key Hole

Jika diameter lubang kunci dijaga konstan, jumlah penembusan juga akan seragam Juru las perlu menghilangkan tack weld yang menghalangi untuk proses selanjutnya jika tack weld di lakukan di tengah material. Menghilangkan tack weld tersebut dengan cara di gerinda.

Tack Weld

Arah (Pengelasan) Pergerakan Las Sesuai Prosedur

Dalam proses las SMAW  GMAW FCAW arah pengelasan bisa mendorong cairan (maju/Forehand) atau menarik cairan (mundur/Backhand) sesuai kebutuhan dan posisi pengelasan. Pada proses las GTAW dan OAW arah pengelasan harus mendorong cairan (maju/Forehand). Seperti di perlihatkan pada gambar di bawah :

Arah Pengelasan Pada Proses GMAW atau FCAW


Arah Pengelasan Pada Proses GTAW


Sedangkan gerakan/ayunan tang las/elektroda (welding gun) pada SMAW, GMAW,FCAW, GTAW OAW, terutama dipengaruhi oleh: Bentuk sambungan , Tebal bahan, Lebar persiapan sambungan, Jenis bahan dan Posisi pengelasan. Gerakan/ayunan tang las/elektroda diupayakan lurus, apabila tidak memungkinkan gerakan lurus (misal pengelasan arah naik) diusahakan menggunakan ayunan ke samping seminimal mungkin. Misalnya lebar ayunan untuk setiap jalur maksimal 16 mm. Berikut ini merupakan beberapa bentuk gerakan/ayunan pengelasan yang banyak digunakan pada pengelasan menggunakan SMAW, GMAW/FCAW, GTAW OAW, terutama pengelasan pada posisi tegak : 

Bentuk Gerak Ayunan

Arah pengelasan (elektroda) pada proses las busur manual adalah arah mundur atau ditarik (BACKHAND), sehingga bila operator las menggunakan tangan kanan, maka arah pengelasan adalah dari kiri ke kanan. Demikian juga sebaliknya, jika menggunakan tangan kanan, maka tarikan elektroda adalah dari kanan ke kiri. 

Namun, pada kondisi tertentu dapat dilakukan dari depan mengarah ke tubuh operator las.  Dalam hal ini, yang terpenting adalah sudut elektroda terhadap garis tarikan elektroda sesuai dengan ketentuan (prosedur yang ditetapkan) dan busur serta cairan logam las dapat terlihat secara sempurna oleh operator las. 

Referensi :
Buku Informasi, Membuat Sambungan Las Kampuh (Groove) Sesuai Welding Procedure Specification (WPS) Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat dan Sesuai dengan Proses Las yang digunakan, Kementerian Ketenagakerjaan R.I. Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Dan Produktivitas Direktorat Bina Standarisasi Kompetensi Dan Pelatihan Kerja. Tahun 2018